Monday 29 December 2008

DUKUNGAN HUMANISTIK VS HUMANISTIK-SEMU (KASUS PALESTINA)


Sungguh luar biasa simpatik rakyat Indonesia terhadap rakyat Paletina. Dalam waktu singkat dana 2 M disumbangkan pemerintah Indonesia dalam bentuk obat-obatan setelah tersiar kabar akibat serangan Israel sekurangnya telah menewaskan 300 warga sipil dan pejuang Palestina, serta menyebabkan lebih dari 1.000 orang luka berat di jalur Gazza. Disamping itu pemerintah Indonesia juga akan memberikan bantuan tunai senilai 1 juta dollar AS.

Namun simpatik itu tidak hanya berlangsung dalam bentuk uang tunai dan obat-obatan. Berbagai aksi ribuan mahasiswa, pemuda, dan berbagai elemen masyarakat itu berlangsung di Jakarta dan berbagai daerah, seperti Lebak (Banten), Bandung (Jabar), Solo (Jateng), Gorontalo, dan Banda Aceh. Mereka mengecam tindakan semena-mena tentara Israel dalam bentuk demonstrasi. Dan aksi tersebut sempat diwarnai kericuhan dan penangkapan sejumlah pendemo oleh polisi. Masyarakat Indonesia tidak rela ada kelompok masyarakat yang tertindas.

Disamping itu ratusan orang yang siap mengabdikan dirinya sebagai relawan yang siap dikirim ke Palestina. " Kami akan melakukan yang terbaik sebagai bentuk solidaritas", ungkap salah seorang aktivitas dalam sebuah wawancara di televisi.

Hal ini tersebut di atas "seolah" menunjukkan pemerintah dan masyarakat Indonesia benci terhadap penindasan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Serta memiliki jiwa kepahlawanan yang secara murah hati siap menolong siapa saja yang menderita, sehingga patut mendapatkan acungan jempol.

Jadi secara logis orang yang tertindas di republik inipun otomatis tertolong karena ada pemerintah dan anggota masyarakat lainnya yang siap membantu dan menjadi relawan bagi mereka. Atau bisa jadi republik ini sudah "bebas dari orang-orang termarginalkan" seperti orang miskin, gelandangan, dsb, sehingga ini adalah waktu bagi kita mencurahkan perhatian membantu bangsa lain.

Hanya saja, masyarakat dunia yang mendadak salut kepada Indonesia akan menjadi binggung sendiri ketika mengunjungi negeri para pahlawan tersebut. Ternyata yang tertindas di republik ini tidak kalah banyak dan tragis. Mereka bakal sontak terkejut dan syok barangkali. Di setiap sudut negeri ini tidak sulit menjumpai orang-orang yang menderita akibat kemiskinan.

Apalagi pada tahun 2008 pemerintah mengumumkan bahwa penduduk yang berhak mendapatkan kartu Jamkesmas mencapai 76,4 juta jiwa. Artinya ada 76,4 juta orang yang tergolong miskin, yang dan sepatutnya berhak juga mendapatkan uang 2 M yang disumbangkan secara “cuma-cuma” kepada rakyat palestina.

Jika di Palestina ada 300 orang yang menjadi korban serangan Isreal, maka di Indonesia lebih dari jumlah tersebut yang meninggal akibat kemiskinan, eksploirasi dan kekerasan oleh pihak lain setiap tahunnya. Dan apakah kondisi tersebut cukup mampu memancing simpatik dari pemerintah dan anggota masyarakat Indonesia lainnya.

Bukan berarti dalam hal ini saya antipati dengan tindakan pemerintah maupun saudara-saudara saya yang gemar membantu bangsa lain yang tertindas. Namun saya berharap tindakan tersebut lebih didasarkan pada rasa simpatik humanistik universal. Dan bukannya pada motif yang menodai sisi kebaikan dari pemberian itu sendiri, seperti untuk “mencari sensasi”, “emosional sekejap” (dampak efek pemberitaan yang terus menerus dan menimbulkan rasa iba yang timbul sesaat) serta “primordial sempit dan fanatisme” (karena adanya kesamaan suku, ras dan agama).

Jika hal sedemikian yang menjadi dasar sebuah dukungan dan pemberian maka akan menciptakan inkonsisten. Menjadi pahlawan pada momen tertentu namun menjadi serigala pada waktu yang lain. Iba ketika ada rakyat Paletina yang menjadi korban serangan militer Isreal. Namun mendadak sontak bertepuk tangan riuh ketika ada rakyat sipil Israel yang juga menjadi korban serangan roket milisi Palestina.

Dan nyatanya tindakan super hero dari pemerintah dan sekelompok masyarakat Indonesia juga menuai kritik. Seperti beberapa komentar yang saya kutip dari kompas.com untuk berita yang berjudul “Indonesia Bantu Obat Rp 2 Miliar untuk Palestina”, mengambarkan sisi lain dari tindakan mulia yang sedang ditunjukkan bangsa ini. Seolah mengingatkan bahwa bangsa ini masih getir oleh berbagai masalah.

geraldo @ Senin, 29 Desember 2008 | 21:27 WIB
Pak Menkes,rasanya tindakan yg anda lakukan kurang efektif,karena negara kita ini(Indonesia) masih dilanda Krisis Global,Hutang Negara bertumpuk,lagipula apakah tindakan ini akan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara solidaris?.Indonesia sendiri masih luluh lantak,Banyak anak kelaparan,warga miskin bertambah.kenapa negara lain harus diprioritaskan terlebih dahulu?

rinet @ Senin, 29 Desember 2008 | 19:01 WIB
Aku hanya bisa menghela nafas panjang ...... rakyat sendiri menderita bahkan membantu negara lain. Cari sensasi dari luar ya .....!!!!!


Namun pada akhirnya pertanyaan besar akan dikembalikan kepada pemerintah maupun anggota masyarakat di Indonesia yang bermurah hati membantu rakyat Palestina. Apakah mereka juga akan melanjutkan melakukan tindakan soliditas yang sama terhadap Saudara mereka yang juga tertindas di wilayah nusantara tercinta ini, setelah mereka menjadi pahlawan di negeri orang?

Saturday 13 December 2008

ANDA INGIN MEMBUAT BUKU TANPA DITOLAK PENERBIT?


Bagi Anda yang frustrasi karena naskah Anda selalu ditolak penerbit. Atau bagi Anda yang ingin membuat buku tapi kesulitan untuk menjaring topik menarik. Maka dengan senang hati saya menawarkan jasa konsultasi bagi Anda.

Berbekal pengalaman menerbitkan 6 buku, 4 karya saya sendiri dan 2 tulisan orang lain yang saya olah sedemikian rupa. Dan waktu yang paling lama buat saya menyelesaikan buku adalah 2 bulan. Saya dengan senang hati membagikan pengalaman saya pada Anda.

Adapun jasa yang saya tawarkan:
1.Evaluasi naskah, dimana saya akan memberikan masukan dan perbaikan terhadap naskah Anda agar dapat diterima oleh penerbit
2.Strategi Penerbitan, dimana saya memberikan masukan bagaimana agar buku Anda diterima penerbit untuk dicetak.
3.Pembuatan buku, dimana saya akan memberikan tuntunan bagi Anda untuk membuat buku, mencari topik yang menarik dan membuat strategi agar menulis buku menjadi mudah.

Syarat menggunakan jasa saya adalah cukup membeli CD dan buku panduan yang berisikan bahan-bahan referensi yang selama ini saya gunakan untuk menciptakan buku seharga Rp. 100.000,- . Dimana di dalamnya sudah termasuk biaya jasa konsultasi (koreksi naskah atau komunikasi langsung) yang sifat jangka panjang (Anda cukup sekali membayar setelah itu Anda bisa menghubungi saya kapan saya).

Bagi Anda yang berminat dapat menghubungi saya melalui Hp 085925077652

Sunday 30 November 2008

KAMI MENAWARKAN ULOS SIMALUNGUN


Anda tinggal di luar kota, tapi ingin memiliki ornamen budaya asli Simalungun, ulos/bulang dsb, dengan harga yang relatif terjangkau? Hubungi kami segera. Kami akan mengirimkan barang ornamen Simalungun langsung dari dari Pematang Siantar. Kami tidak hanya menyediakan barang untuk Anda namun juga memilihkan yang terbaik. Barang akan dikirimkan via jasa pengiriman profesional seperti TIKI, PT. Pos (dalam negeri) atau Fedex (luar negeri). Bagi Anda yang berminat dapat menghubungi kami Toko Kain Sipayung, melalui no 085925077652 a.n Hendra (manajer pemasaran posisi Jakarta) atau melalui email hendra_has@deptan.go.id.

Lokasi kami:
Stok dan Pengiriman Barang
Pajak Horas Lt. 2 Pematang Siantar (TOKO KAIN SIPAYUNG) & Jl. Narumonda No. 1 E Pematang Siantar

Pemasaran & Transaksi
Jl. Duta III No. 11, kompleks Pondok Duta I Cimanggis-Depok

Wednesday 26 November 2008

MENJADI BUGAR DAN SEHAT SEPERTI OPUNGKU/OMAKU


Dia masih terlihat sehat dan tulang-tulangnya masih kuat. Wajahnya awet muda, tidak terlihat setua umurnya. Selalu ceria, bersemangat dan ceria, walaupun umurnya sudah hampir mencapai 80 tahun. Demikianlah fantastisnya opungboruku (omaku). Meskipun sudah seharusnya ia beristirahat dan menikmati hari tuanya di rumah, ia malah memilih untuk tetap aktif berdagang di pajak Horas, di P-Siantar,Sumatera Utara.

Tentu kondisi di atas adalah adalah sesuatu yang mencengangkan, sehingga patut untuk dipelajari, bagaimana opung bisa menjaga tubuhnya tetap bugar hingga uzzur. Seorang suster pernah terkejut ketika memeriksa kesehatan opung menjelang operasi katarak. Semuanya normal, gula darahnya normal, kolesterol normal, tidak ada darah tinggi, kondisi jantung juga sehat. Intinya semuanya oke.

Nenek sehat, kayak masih berumuran 60 tahunan”. katanya kepada opungku terheran-heran. Dan karena rasa penasarannya iapun kembali bertanya pada ibuku yang kebetulan menemani opung check up,” Kok, mertua ibu bisa bugar kayak gitu, rahasianya apa, ya, bu?”.

Tentunya tidak hanya si perawat yang ingin tahu rahasianya. Banyak orang yang ingin tahu trik-trik untuk tetap bugar meskipun usia semakin tua. Oleh sebab itu melalui artikel ini saya coba membeberkan rahasia tersebut, yang didasarkan cerita orang tua dan pengamatanku terhadap kebiasaan opung selama bertahun-tahun.

Menurut pendapatku ada beberapa hal yang membuatnya tetap sehat dan bugar.

Pertama, makanlah teratur. Konon kata ayahku, ibunya itu, si opung, selalu makan secara teratur. Setiap jam tujuh pagi ia sudah bergegas menyiapkan susu dan makanan lengkap terdiri dari lauk, sayur dan nasi untuknya dan keluarganya. Sehingga tidak ada orang yang keluar dari rumah tanpa sarapan.

Menjelang jam 12 siang ia sudah menyiapkan makan siang. Meskipun bekerja aktif ia tidak pernah makan berlebih di siang hari. Ia makan secukupnya dan dengan menu lengkap, ada sayur, lauk dan nasi.

Dan pada pada jam 7 sore adalah waktunya makan malam. Dan semua penghuni rumah harus makan pas jam 7 sore bersama. Seperti hanya pas makan siang opung juga makannya secukupnya dengan menu yang lengkap. Ini barangkali alasannya kenapa opung tidak terkena gula atau kolesterol setelah tua, karena ia biasa makan secara seimbang.

Kedua, aktiflah bekerja. Jangan heran meskipun sudah kepala delapan ia masih suka belanja ke tanah abang dan mangga dua sewaktu berkunjung ke Jakarta. Ia dengan penuh semangat menenteng barang-barang belanjannya. Selagi ia masih kuat ia tidak mau dibantu orang lain.

Barang-barang belanjaannya itu nanti akan mengisi kiosnya kainnya. Walau sudah disarankan oleh anak-anaknya beristirahat ia berkeras untuk terus berdagang. “Karena baginya berjualan tidak hanya untuk mencari uang juga hiburan”.

Bayangkan saja, selama bertahun-tahun ia membiasakan tubuhnya bergerak aktif meskipun tidak pernah khusus berolah raga setiap pagi. Selama 12 jam di kiosnya ia menggunakan seluruh badannya apakah itu memidahkan barang, mengambil barang, atau berjalan lalu lalang. Wajar saja tubuhnya tetap fit.

Ketiga, bergaul dengan banyak orang. Karena berdagang opung berjumpa dengan banyak orang. Sudah kebiasaan sejak lama, para pelanggannya menghabiskan waktu ngobrol dengan opung sampai lebih dari setengah jam-an. Tidak hanya opung merekapun menikmati berbicara dengan opung.

Sesungguhnya hal yang dibahas tak penting. Seperti ibu-ibu pada umumnya (pelanggan opung sebagaian besar ibu-ibu) semuanya berkisar tentang gosip. Tapi yang namanya gosip tidak pernah membuat stress tapi membuat tertawa geli dan senyum penasaran. Sehingga dengan bertemu pelanggan dan ngobrol ngadul-ngidul sudah dapat dipastikan si opung selalu ceria setiap hari.

Tidak hanya itu saja, ketika mendapatkan sesuatu yang mengganggu pikiran, opung secara terbuka curhat dengan pelanggannya. Maka yang mendengarpun merasa simpati dan iba, sambil mengeluas tangan opung untuk memberikan kekuatan. Maka opung bisa merasakan kelegaan. Dan wajahnya kembali merona.

Keempat, lupakan hal-hal yang memusingkan seketika. Opung tidak pernah membuat masalah yang ia alami mengisi pikirannya berlarut-larut. Ia sering bermasalah dengan adik laki-laki Bapak. Kehadirannya sering membuat opung puyeng. Ia suka melimpahkan utangnya pada opung. Tapi begitu anaknya itu berlalu, tunggu beberapa saat, sekejap itu juga ia lupa dengan masalah itu . Dan jika ada pelanggan yang mengajaknya bergosip ia bisa tertawa terkekeh-kekeh. Dan ini juga terjadi untuk semua masalah yang ia hadapi.

Kelima, memiliki target yang ingin dikejar. Meskipun sudah tua opung masih punya target-target yang ingin dicapainya. Apakah itu ingin memberikan hadiah spesial buat cucunya, membantu anak-anaknya yang kesusahan dan jalan-jalan ke Yerusalem. Sehingga ia tidak pernah berhenti berpikir bagaimana ia bisa mengumpulkan uang untuk anak maupun cucunya. Konon kebiasaan ini sudah sejak dulu kala. Sehingga wajar saja semangatnya tidak pernah redup karena ada tujaun yang ingin dikejar.

Demikianlah kebiasaan opungku. Belajar daripadanya bisa jadi membuat kita tetap bugar dan sehat seperti dirinya. Bebas dari penyakit diabetes, jantung, darah tinggi atau penyakit lainnya sering menjangkiti manusia seiring bertambahnya umur. Melalui kehidupannya si opung seolah hendak mengajarkan untuk “selalu menjaga keseimbangan hidup melalu makanan, aktivitas dan pikiran”. Hidup ini indah mari kita nikmati.

Sunday 23 November 2008

SI MANJA DALAM DIRI ANDA


Saya sering mendengar kisah bagaimana seorang suami yang begitu tampak berwibawa, menjadi sangat manja ketika sakit. Rudi, sering membuat pusing istrinya. Ketika sakit ia suka berlebihan, kadang sampai mengerang-mengerang layaknya orang yang sedang sekarat. Padahal sakitnya hanya flu biasa. Seorang suami juga bisa bertingkah laku kekanaka-kanakan kalau gagal melakukan sesuatu. Tini mengisahkan bahwa suaminya suka ngambek dan menyendiri jika proyeknya tidak setujui oleh bosnya.

Demikian halnya seorang istri, yang tampak begitu tegar, menjadi sangat lemah di dalam dekapan suaminya. Rini, tipikal ibu rumah tangga mandiri mengeluarkan suara-suara manja dan centil ketika sedang dipeluk dan dicium suaminya. Atau Tuti yang menangis tersedu-sedu seperti anak kecil ketika mendapatkan tekanan di tempat kerja.

Hal tersebut menjadi bukti sisi kekanak-kanakan dalam diri kita. Pada saat dimana kita sedang lemah baik secara fisik maupun psikologi, sesaat kita menjadi anak kecil yang sedang mencari perlindungan pada orang tuanya. Seorang suami akan menjadikan istrinya layaknya mama yang melindunginya. Atau seorang istri akan menjadikan suaminya layaknya papa yang melindunginya. Oleh Sigmund Freud kondisi demikian disebut sebagai sublimasi keinginan bawah sadar untuk mendapatkan kasih sayang kepada ibu atau ayah kepada objek yang lain.

Suasana yang menyenangkan adalah ketika masing-masing pasangan bisa memposisikannya sesuai dengan peran yang berlawanan. Seorang suami yang berperan menjadi pribadi kecilnya berumur 6 tahun akan menjadi klop jika si istri menghadirkan sisi keibuannya. Demikian halnya dengan seorang istri yang sesaat berperan menadji yumi kecil yang ingin dimanja klop dengan sifat kebapaan yang sedang ditunjukkan suaminya.

Tentunya saat sedang memerankan peran kebapaan atau keibuaan akan juga memberikan kesenangan saat bisa mencurahkan kasih sayang. Indahnya memainkan peran seorang ibu atau bapak adalah ketika bisa membagikan sesuatu sebagai bukti cinta. Sehingga klop dengan peran seorang anak yang ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Namun yang menjadi masalah adalah ketika seorang istri yang ingin dimanja harus berhadapan dengan sang suami yang juga ingin dimanja. Atau suami yang ingin dilayani layaknya Bobi kecilnya harus berhadapan dengan istri yang sedang ingin dipeluk atau dikecup. Malah akan menciptakan suasana yang tidak nyaman.

Dan bisa juga terjadi ketika seorang suami atau istri sedang memainkan peran anak kecil, sang pasangannya menampilkan diri orang dewasa yang evaluatif. “ Eh, kamu jangan manjalah, sakit begitu saja ngerang-ngerang nggak karuan”, demikian penilaian evaluatif sang istri terhadap suaminya yang hendak dimanja. “ Kamu dewasa sedikitlah, aku lagi banyak kerjaan!!”, kata seorang suami kepada istrinya yang manja. Ungkapan-ungkapan demikian seringkali menyulut emosi pasangan yang merasa tidak terpenuhi kebutuhannya. Seraya mengatakan pasangannya tidak care atau tidak sayang.

Saya sering mendengarkan keluhan dari salah satu pasangan rumah tangga yang mengeluh bahwa suaminya tidak cinta lagi. Tapi ketika ditanya mengapa ia beranggap demikian? Ternyata alasannya sepele. Bahwa istrinya tidak memperhatikannya dengan baik ketika ia sakit atau suaminya tidak lagi romantis. Dan semua tuntutan tersebut adalah kebutuhan dari sisi kekanak-kanakan.

Oleh sebab itu untuk menciptakan nuasa rumah tangga yang harmonis masing-masing pasangan perlu menyadari tentang si kecil yang inheren dalam diri masing-masing pasangan. Anda harus menyadari bahwa suami atau istri anda memiliki sisi Doni kecil atau Amalia kecil. Maka saat inilah anda harus bisa memainkan peran yang sesuai dengan si kecil, yakni memainkan peran keibuaan dan kebapaan Anda agar membuat si kecil nyaman dan tersenyum.


TIPS PENTING
1. Jika suami atau istri Anda sakit, Anda tidak cukup memberikan obat atau makanan yang nikmat. Anda harus memberikan perlakuan plus misalnya dengan belaian dan atau dinyanyikan lagi nina bobok.

2. Jika pasangan Anda sedang kalut, ngedumen, marah-marah. Ingat, ia sesungguhnya tidak sedang berprilaku dewasa. Jadikan orang tua penenang baginya. Mulai dengan pertanyaan sederhana “ Ada apa sayang?”.

3. Jika pasangan mulai usil, menjengkelkan tingkah lakunya,sehingga menganggu anda ketika sedang melakukan sesuatu yang menguras perhatian anda. Berhentilah segera. Karena sisi kekanak-kanakannya sedang muncul dan ingin mendapat perhatian.

Thursday 20 November 2008

Friday 14 November 2008

“BANGUN KREDIBILITAS” KUNCI SUKSES BISNIS BLOG


Salah satu syarat penting agar nanti blog Anda dapat efektif menjual ditentukan oleh kredibilitas serta tumbuhnya kepercayaan dari pengunjung Anda. Tentunya kredibilitas ditentukan dari kualitas tulisan yang Anda tampilkan. Kepercayaan pengunjung terbangun dari bagaimana Anda memperlakukan mereka.

Semakin sering Anda membuat tulisan yang bermanfaat bagi pengunjung perlahan tapi pasti kredibilitas Anda akan terbentuk. Seperti halnya www.trik-tip.blogspot.com yang membagikan beragam informasi tentang trik-trik mempercantik blog. Sehingga Blog tersebut menjadi salah satu sumber terpercaya bagi saya sebagai referensi. Apalagi mengingat informasi yang diberikan cukup praktis dan begitu diterapkan berhasil.

Atau juga seperti ilmukomputer. Saya pikir tidak ada yang meragukan bahwa situs ini merupakan sumber terpercaya untuk informasi komputer dan internet. Didalamnya kita bisa menjumpai banyak tulisan bermanfaat tentang komputer, bahasa pemograman, design grafis dll. Saya jamin, jika situs atau blog tersebut menjual produk yang terkait dengan komputer atau blog maka akan banyak orang yang akan membeli.

Dengan terbangunnya kredibilitas Anda maka secara perlahan konsumen Anda juga semakin percaya. Dan untuk lebih meningkatkan lagi kepercayaan konsumen terhadap Anda maka siapkan kolom menginformasikan diri Anda secara lengkap. Siapakah Anda, jika perlu dengan CV, alamat lengkap, serta yang cukup penting nomor telp atau HP yang bisa dihubungi.

Dalam transaksi nyata saja sulit menyakinkan konsumen membeli sebuah barang. Apalagi via internet yang tidak terjadi hubungan tetap muka. Banyak hal yang bisa diragukan oleh konsumen, apakah usaha kita benar-benar eksis, produk kita memang Anda dan kita tidak sedang mencoba menipunya.

Oleh sebab itu untuk membangun keyakinan penjunjung terhadap hal yang Anda sampaikan dan tentang diri Anda memerlukan proses dan waktu. Dan tidak terjadi secara instan.

Dan cara yang cukup efektif meningkatkan kepercayaan terhadap Anda adalah melalui pendekatan personal. Anda harus responsif terhadap pertanyaan dari pengunjung apalagi jika ia membutuhkan sebuah saran atau solusi untuk Anda.

Tawarkan untuk bisa berhubungan secara personal dengan meminta no HP si pengunjung jika ia berkenan memberikan, Atau melalui e-mail. Jika dimungkinkan lakukan pertemuan tatap muka.

Banyak dampak yang bisa Anda rasakan dari personal approach ini. Biasanya pengunjung Anda tersebut akan rutin mengunjugi blog Anda. Apalagi jika ia sampai membuat testimoni oleh karena bantuan yang Anda berikan. Ini akan bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas Anda di mata penunjung lainnya.

Selain itu berikan sebanyak mungkin berbagai layanan gratis dari blog Anda. Apakah itu berupa e-book, gambar, atau mengedit foto gratis. Intinya banyak hal yang bisa orang lain dapatkan ketika mengunjungi blog Anda. Jika mendapatkan banyak manfaat dari blog Anda tidak mustahil ia akan terikat secara emosional dengan blog Anda dan menjadi pengunjung rutin.

Dengan terbangunnya kredibilitas Anda dan kepecayaan pengunjung terhadap Anda dan blog Anda, maka ini adalah awal yang baik untuk memulai bisnis online. Namun perlu diingat proses ini memerlukan waktu dan kesebaran dari Anda. Intinya Anda harus rajin mengisi blog anda dengan tulisan yang bermafaat serta memberikan banyak layanan atau hal-hal yang menarik yang dapat diakses oleh pengunjung Anda.

MODUS-MODUS PEREDARAN BENIH SAWIT PALSU


Para oknum pemalsu benih selalu mencari celah untuk meraih keuntungan dari bisnis ilegal. Meskipun masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya penggunaan benih unggul bermutu, namun para oknum memiliki trik-trik khusus memperdaya calon konsumen benih. Sehingga tetap saja ada yang terlanjur membeli benih tidak bermutu alias “benih palsu”. Apalagi saat benih sawit sulit diperoleh, seperti yang terjadi akhir-akhir ini, karena permintaan benih telah melampaui kapasitas produksi dari sumber benih yang ada di Indonesia.

Hebatnya yang menjadi korban bukan hanya petani, namun juga perusahaan swasta yang notabene memiliki jaringan dan informasi yang luas. Sebut saja “Rudi”, seorang pengusaha yang “coba-coba” mengembangkan kelapa sawit. Ia sempat mendapat tawaran dari seseorang yang mengaku memiliki jaringan dengan sumber benih kelapa sawit asal Costarica dan sanggup memasok benih dalam partai besar.

Awalnya Rudi sempat tergiur, apalagi pesanannya ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan belum juga mendapat tanggapan. Namun karena si pemasok gadungan tersebut tidak bisa menunjukkan izin impor yang dikeluarkan oleh Pemerintah serta kelengkapan dokumen lainnya, iapun menjadi curiga. Kontrak pembelianpun ia pending. Selanjutnya ia mengkonfirmasi ke instansi terkait kebenaran benih yang ditawarkan oleh kenalannya tersebut .Ternyata benar bahwa si pemberi tawaran adalah oknum. Karena pemerintah tidak pernah mengeluarkan izin impor benih Costarica untuk diperjualbelikan apalagi atas nama si oknum gadungan tersebut.

Lain halnya dengan sebut saja “Acong”. Karena ingin segera mendapatkan benih, sawit maka ia sempat melakukan kontrak pembelian dengan “orang dalam” sebuah perusahaan yang ingin mengalihkan benih asal PT. Socfindo –nya, karena lahan belum tersedia. “Si orang dalam tersebut” berhasil menyakinkannya dengan menunjukkan sertifikat yang diklaim berasal dari PT. Socfindo. Dan proses kerjasama ini sempat berlangsung hingga pengiriman bibit tahap ke-2.

Ia menjadi ragu sesaat setelah mendapatkan informasi bahwa benih tidak boleh dialihkan secara sepihak dari sebuah perusahaan pembeli benih kepada perusahaan lain tanpa mengikuti proses legal. Iapun mecoba mengecek ke Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mengetahui apakah benar perusahaan patnernya tersebut pernah mendapatkan benih dari PT. Socfindo. Namun aktivitas peredaran benih ke perusahaan tersebut tidak terdata. Dan hal ini semakin diperjelas ketika Acong mengecek langsung ke PT. Socfindo. Dan benar si produsen benih tidak pernah mengeluarkan benih untuk perusahaan yang menawarkan pengalihan perusahaannya.

Sayangnya tidak setiap calon pengguna benih seberuntung kedua calon konsumen benih di atas, yang urung membeli benih oplosan setelah mendapat rayuan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.Banyak pengguna benih yang tidak menyadari bahwa ia tengah menggunakan benih yang tidak bermutu. Ironisnya mereka sesungguhnya sedang menunggu hasil produktivitas tanamannya lebih rendah dari pada seharusnya. Dari hasil penelitian PPKS Medan penggunaan benih tidak bermutu mengakibatkan penurunan produktivitas 50% lebih rendah dari produktivitas yang dapat dicapai jika menggunakan benih bermutu.

Modus-modus Peredaran Benih Palsu
Ada banyak modus penyebaran benih tidak bermutu (palsu). Benih atau bibit palsu tak lain adalah benih atau bibit yang dikumpulkan dari kebun produksi dan kemudian dijual kepada masyarakat. Peredaran benih palsu umumnya berlangsung lebih mudah di kalangan petani yang tidak mengetahui betul seluk beluk mendapatkan benih bermutu .

Namun modus penyebaran benih palsu pada level yang lebih tinggi, dan sering memakan korban perusahaan swasta, seringkali diikuti dengan berbagai bentuk pemalsuan dokumen maupun kemasan. Ada beberapa trik-trik pemalsuan yang sering digunakan dan saya yakin masih sering berlangsung saat ini.

Pertama, dengan menawarkan benih yang diklaim berasal dari sumber benih legal, yang diperoleh melalui “orang dalam (sumber benih) ”. Dan untuk meyakinkan konsumen sang oknum menunjukkan dokumen-dokumen “aspal” bukti jaminan kualitas benihnya tersebut. Dan dokumen “palsu” yang paling sering digunakan memperdaya konsumen adalah sertifikat dari sumber benih. Tentu disinilah letak kecanggihan sang oknum yang dapat mereplikasi sertifikat “tiran” layaknya sertifikat asli.

Cara kedua adalah dengan menawarkan benih asal sumber benih yang tidak jadi digunakan oleh sebuah perusahaan tertentu. Biasanya sang oknum mengaku sebagai orang perusahaan (pemilik benih) itu sendiri. Dan seperti halnya kasus di atas si oknum tidak saja menunjukkan dokumen “aspal” seperti sertifikat dari sumber benih namun juga bukti DO dari sumber benih kepada perusahaan bersangkutan. Keyakinan si konsumen akan semakin bertambah apabila perusahaan yang mengalihkan benihnya adalah perusahaan yang cukup ternama

Dan cara lainnya adalah dengan menawarkan benih yang diklaim berasal dari sumber benih luar negeri asal Malaysia, Costarica dan Papua New Guinea. Benih palsu tersebut ada yang dikemas sedemikian menarik serta menggunakan label berbahasa asing tujuannya agar konsumen yakin bahwa benih tersebut berasal dari luar negeri. Seperti kasus yang terjadi di Sumatera Barat, dimana beredar benih yang diklaim berasal dari Costarica, namun diedarakan oleh perusahaan Malaysia. Dimana benih tersebut dikemas dengan sangat menarik, menggunakan nama produk DxP Costarica dan mendapat cap dari pusat penelitian sawit Malaysia.

Selain itu banyak juga oknum yang menawarkan bibit yang diklaim asal Malaysia. Salah satunya yang cukup marak akhirnya ini adalah penawaran benih yang disebut supergene, yang konon produksinya disebutkan bisa mencapai 40 ton/ha/thn. Nyatanya pemerintah belum pernah mengeluarkan izin pemasukan benih untuk benih supergene. Ironisnya banyak pihak yang terlanjur tertarik ingin membeli bibit ini, dibuktikan dari maraknya permintaan benih ini yang saya temukan melalui jaringan internet.

Antisipasi Penggunaan Benih tidak Bermutu

Tentunya perlu dipahami apakah sesungguhnya benih sawit bermutu itu. Benih bermutu dihasilkan melalui persilangan antara tanaman jenis Dura dan Psifera (DxP) yang disebut sebagai tanaman induk. Dimana persilngan ini dilakukan oleh para breeder yang berpengalaman.

Di Indonesia tanaman-tanaman induk untuk persilangan hanya dimiliki oleh 8 sumber benih yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit, PT. Scofindo, PT. London Sumatra Ind. Tbk, PT. Dami Mas Sejahtera, PT. Tunggal Yunus Estate, PT. Bina Sawit Makmur, PT. Tania Selatan dan PT. Bhakti Tani Nusantara. Sehingga dapat disimpulkan benih sawit bermutu hanya dapat diperoleh dari ke-8 sumber benih kelapa sawit tersebut.

Sedangkan untuk mendapatkan benih dari luar negeri juga demikian. Yakni diperoleh dari perusahaan sumber benih yang juga memiliki koleksi tanaman induk, yang ada di Malaysia, Thailand, Afrika, Papua New Guinea, Costarica dan Colombia .

Dan untuk melakukan pemesanan ke sumber benih tersebut mengikuti sebuah prosedur yang telah baku. Dengan terlebih dahulu mendapatkan Surat Persetujuan Penyeluran Benih Kelapa Sawit (SP2BKS) dari Dinas yang Menangani Bidang Perkebunan di daerah maupun Propinsi atau Direktorat Jenderal Perkebunan. Atas dasar itu kemudian calon konsumen benih mengajukan pemesanan benih kepada sumber benih di dalam negeri.

Sedangkan untuk mendapatkan benih impor harus terlebih dahulu mendapat izin dari Menteri Pertanian. Dengan mengajukan permohonan serta memenuhi beberapa persyaratan untuk mendapatkan izin tersebut. Dimana pengurusan ini impor ini dilaksanakan sepenuhnya via Pusat Perizinan dan Investasi di Departemen Pertanian.

Penting juga untuk diperhatikan, benih asal sumber benih tidak diperjualbelikan oleh pihak ketika. Kecuali penangkar yang memiliki hubungan waralaba dengan sumber benih. Namun inipun diprioritaskan penyalurannya kepada perkebunan rakyat. Pemerintah hanya mengeluarkan SP2BKS dan izin bagi pihak-pihak yang ingin menggunakan benih secara langsung dan bukan untuk di reselling. Oleh sebab itu pihak-pihak yang menawarkan benih dengan klaim berasal dari sumber benih legal sudah dapat dipastikan oknum yang mencoba mengedarkan benih tidak bermutu. Karena dipastikan tidak jelas asal usulnya.

Intinya, benih yang ditawarkan melalui orang ketiga, meskipun dilengkapi dengan dokumen atau sertifikat, bukti DO dsb dipastikan benih ilegal. Untuk mencek kebenarannya juga tidak sulit. Salah satunya dengan menghubungi Balai Besar Benih yang berada di Medan yang menginvetarisasi seluruh benih yang keluar dari sumber benih sawit di wilayah Sumatera (ke-8 sumber benihtersebut ada di Sumatera).

Atau mengkonfirmasi ke Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Jakarta yang juga memiliki data tentang peredaran benih sawit. Atau dengan mengecek langsung sumber sawit yang diklaim asal benih si oknum. Atau dengan memperhatikan indikasi lain, yakni, biasanya benih ilegal tidak dilengkapi dengan surat pemeriksaan benih yang dikeluarkan institusi pengawasan benih dan surat yang berasal dari Karantina.

Tentunya para konsumen benih harus berhati-hati dan tidak mudah tergiur menggunakan benih yang ditawarkan marketer gadungan. Agar terhindar dari resiko penggunaan benih palsu, maka baiknya memesan langsung benih dari sumber benih kelapa sawit baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Konsumen juga dapat melakukan pemesanan dini, misalnya pemesanan di tahun 2008 untuk target penanaman tahun 2009 atau 2010. Tujuannya agar tidak terlalu lama menunggu. Namun jika coba-coba menggunakan benih oplosan maka kerugian akan sepenuhnya ditanggung si konsumen.

Sunday 2 November 2008

MUNCULKAN DIRI KANAK-KANAK DALAM DIRI ANDA

Setiap orang pada dasarnya memiliki sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Pada saat-saat tertentu orang dewasapun suka bertindak konyol. Apakah itu berteriak, bernyanyi dengan sesuka hati di kamar mandi. Saat tertimpa masalah yang berat banyak juga orang dewasa yang kemudian tersedu-sedu layaknya seorang anak kecil. Menurut Eric Barne, seorang psikolog yang terkenal dengan analisis transaksionalnya bahwa dalam diri setiap orang terdapat si manusia kecil, yakni dirinya ketika baru berusia tiga tahun . Dan sisi kepribadian ini akan dibawa dan sewaktu-waktu akan memunculkan dirinya.

Namun sisi kekanak-kanak inilah yang merupakan sumber kesenangan dan kegembiraan bagi diri kita. Lihat saja seorang anak kecil bebas bermain dengan gembira bersama teman-temannya. Atau kita bisa mengingat kembali kenangan kita sewaktu kecil. Sebagian besar adalah menyenangkan bukan? .

Sifat kekanak-kanakan ditandai dengan tidak adanya hambatan antara emosi, imajinasi dengan ekspresi. Saat seorang anak kecil sedih maka ia akan menangis, jika senang maka ia akan tertawa lepas. Saat dalam pikirannya ia membayangkan seorang megaloman maka ia bertingkah laku layak super hero tersebut. Dan semuanya menghasilkan kesenangan.

Bermain adalah sumber kesenangan, dimana seorang anak kecil bebas mengekspresikan dirinya. Ia belum mengenal banyak aturan sehingga bebas melakukan banyak hal, berteriak, bekejar-kejaran dengan teman. Mempertanyakan segala sesuatu dan ingin mengetahui banyak hal dan ketika bisa mengetahui hal-hal baru yang dirasakan tak lain adalah kesenangan.

Menurut saya orang-orang yang nyentrik. Orang yang suka bertindak aneh-aneh adalah orang yang paling bahagia. Pertama karena orang-orang yang bebas mengekspresikan diri seperti apa yang diperintahkan pikirannya. Ia tidak mau pusing dengan apa pikiran orang. Bukankah kebanyakan kita di masa kini menghadapi kecemasan dari sebuah ancaman yang sesungguhnya tidak nyata, yakni menjadi omongan orang. Bahkan konon seorang ibu sanggup membunuh anaknya sendiri karena takut menjadi gunjingan orang.

Disamping itu orang nyentrik membiarkan dirinya menikmati berbagai pengalaman baru. Apakah itu dari pengalaman baru mengenakan baju model aneh, melakukan aktivitas yang tidak lazim. Bukankah pengalaman baru merupakan hal-hal yang menyenangkan selama ia tidak menimbulkan bahaya. Pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang baru atau melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan, seperti menari makarena, barangkali bakal menjadi pengalaman menyenangkan yang akan kita ingat selamanya. Dan orang yang nyentik adalah orang yang membiarkan sifat kekanak-kanakannya menguasai dirinya.

Intinya masa kanak-kanak adalah masa yang sangat menyenangkan. Banyak orang yang jika bisa memilih ingin kembali kepada masa kanak-kanak. Namun bukan berarti masa kanak-kanak itu tidak bisa kita hadirkan kembali. Kita bisa menghadirkannya dengan sesekali melakukan hal-hal yang nyeleneh. Melepaskan diri dari hal yang dianggap kebanyakan orang tingkah laku yang dewasa. Kita bisa bergoyang dengan bebas di kamar kita sediri. Menggambar sesuatu yang tidak jelas wujudnya di atas kertas. Atau bernyanyi sembarangan di kamar mandi dengan lagu-lagu yang tidak jelas.

Apa yang kita lakukan dalam situasi demikian adalah mencoba mengembangkan imajinasi kita, melakukan hal-hal baru, meski agak bertolak belakang dengan prilaku umum, namun syaratnya tidak mengganggu orang lain. Maka kita bisa mengembalikan masa kanak-kanak kita dan kemudian menikmati kesenangan dari padanya.

Sulit Menjadi Anak-anak?
Tentunya kiat adakalanya tidak mudah dilakukan setiap orang. Khususnya buat mereka yang pernah mengalami trauma masa kecil. Mungkin karena mengalami kekerasan masa kecil. Sehingga ketika mencoba membayangkan dirinya ketika kecil malah menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.

Namun bukan berarti ia tidak bisa menghadirkan sisi kekanak-kanakan. Karena setiap orang memiliki sisi kekanak-kanakan murni, yakni sisi kepribadian yang ingin melakukan hal-hal yang bersifat impulsif, kreatif dan mencoba hal-hal yang konyol, nyeleneh. Syaratnya adalah dengan mengendalikan sifat defensif maupun kecemasan dalam diri untuk melakukan peran tersebut.

Atau dengan memperhatikan tingkah laku seorang anak kecil. Dan coba memahami apa yang dilakukan dan ia rasakannya. Menurut saya tentunya tidak sulit untuk meniru tingkah laku seorang anak kecil.

Disamping itu setiap orang dewasa dituntut bertingkah laku rasional dan sepenuhnya sesuai norma-norma tingkah laku. Sehingga kebanyakan orang kehilangan kemampuannya untuk bertindak ekspresif, atau melakukan hal-hal yang melampau hal yang dianggap lazim. Karena segala sesuatu yang ingin ditampilkan secara publik harus dievaluasi dulu, jangan-jangan tampak aneh.

Mereka cenderung akan mengganggap bahwa bertindak demikian adalah sebuah kebodohan. Bertindak kekanak-kenakan adalah hal yang memalukan. Sehingga banyak orang tua, khususnya kaum pria, yang berusaha untuk tidak menangis ketika menghadapi tekanan. Menurut anggapan mereka menangis adalah perilaku tidak dewasa.

Padahal menangis adalah salah satu sarana untuk meredakan ketegangan. Ironisnya untuk mengatasi tegangannya yang dihadapinya malah seorang pria malah memilih untuk melakukan pelarian pada hal-hal yang destruktif seperti mengkonsumsi minuman keras ataupun rokok. Dan dampak jelas hal ini mengakibatkan mengapa pria lebih mudah terkena penyakit yang diakibatkan stress maupun tekanan mental dari pada seorang wanita. Karena wanita lebih mudah menanggis.

Mulailah Menjadi Anak-anak
Oleh sebab itu tidak ada salahnya mencoba untuk sejenak kembali menjadi anak-anak. Cara adalah cukup dengan berimajinasi dan bermain.

Sekarang mulailah dengan membayangkan ketika diri Anda masih kecil. Permainan apa yang yang cukup menyenangkan Anda pada masa itu. Rudi mengingat bahwa masa kecilnya ia suka bermain air. Dan pengalam yang sangat menyenangkannya adalah ketika ia berendam di ember. Maka Rudipun dapat mencoba mengulang kembali memori kesenangannya masa kecil tersebut. Karena tidak mungkin ia berendam di ember karena badannya tidak lagi kecil seperti dulu. Maka ia menganti ember dengan kolam karet. Dan saat berendam ia pun melakukan hal-hal seperti ketika ia kecil. Apakah dengan bermain-main bola atau boneka bebek. Dengan sesekali mengambur-hamburkan.

Tentu Andapun memiliki pengalaman yang sama. Cukup mengulang kembali dengan sedikit modifikasi agar sesuai dengan kondisi fisik Anda. Dan setelah itu bersenang-senanglah. Maka anda akan mendapatkan kesenangan dari betapa bebasnya Anda berekspresi dan menghadirkan kembali kenangan masa lalu. Anda bisa memilih bermain layangan, main mobil-mobilan, membangun rumah-rumahan dsb.

Konon otak manusia tidak hanya menyimpan sebuah peristiwa juga perasaan yang kita alami terhadap peristiwa tersebut. Jadi jika kita mengulang kembali hal-hal yang berhubungan dengan perisitwa yang menyenangkan maka kita juga akan kembali merasakan kesenangannya yang sama. Bahwa ingatan kita terhadap peristiwa-peristiwa yang diamali bersama menghadirkan kembali pula perasaan yang dulu pernah kita hayati.

Jikalaupun Anda tidak lupa dengan pengalaman masa kecil Anda (jika terjadi). Maka cobalah melakukan permainan seperti yang dilakukan seorang anak kecil. Mungkin Anda merasa tidak nyaman ketika melakukan karena sebagian dari diri Anda masih merasa hal tersebut konyol. Intinya lepaskanlah kekhawatiran terhadap pikiran yang negatif, apakah tindakan itu konyol, membuat berantakan, mengganggu orang lain, dsb..dsb. Cobalah lakukan seolah segala peraturan dalam diri Anda sementara tidak berlaku. Bahwa Anda ingin melakukan sesuatu secara bebas untuk diri Anda sendiri. Setelah itu mulailah bermain.

Untuk langkah awalnya Anda bisa melakukan permainan yang tidak terlalu ekstrim. Misalnya bejoget secara bebas mengiringi sebuah lagu, melukis gambar-gambar asal, bermain boneka dsbnya. Biarkan Anda bebas mengekspresikan diri anda dan melepaskan dorongan dari dalam diri Anda lepas dari kekangan pikiran rasional Anda. Pada saat melakukan hal tersebut biarkan Anda mengikuti gerak imajinasi dan keinginan tiba-tiba Anda. Tidak usah pikirkan apakah tindakan tersebut benar atau tidak. Intinya bermain dan nikmati kekonyolan Anda dan biarkan diri Anda mendapatkan kesenangan.

Hal yang Perlu Anda Ingat
Tentu meskipun Anda bisa memilih permainan apa saja, namun tentu tidak untuk bermainan yang membahayakan diri Anda maupun orang lain. Malah dengan melakukan hal-hal yang dapat menganggu orang lain, ketika Anda mulai bermain dan ternyata ada orang lain yang protes, malah akan membangkitkan sifat difensif dalam diri Anda untuk melakukan hal-hal yang nyeleneh.

Kedua mulailah lakukan permainan sendiri atau melibatkan orang yang tahu apa sedang Anda lakukan. Khawatirnya jika anda melakukannya di depan orang maka Anda akan dianggap kurang waras. Apalagi jika anda coba melakukannya di kantor, jika kemudian Anda dinilai sudah tidak sehat pikirannya tertunya akan membahayakan karir Anda. Kecuali Anda cukup cuek dengan pandangan orang lain dan Anda melakukannya untuk diri Anda sendiri.

Namun diluar hal tersebut anda dapat melakukannya secara bebas kapanpun Anda suka. Dan anda bakal menikmati sebuah kesenangan layaknya apa yang anda rasakan ketika anda masih kecil.

Wednesday 29 October 2008

HATI-HATI DENGAN SESAT BERPIKIR

Nah, jika anda sudah merasa yakin dengan kemampuan berpikir logis Anda dan memiliki sebuah ide-ide filsafat yang mendasar, maka tidak ada salahnya untuk mengikuti berbagai diskusi dan perdebatan. Banyak manfaat yang bisa Anda peroleh, pertama Anda bisa mendapatkan perspektif yang berbeda dari rekan diskusi Anda. sehingga dengan demikian Anda dapat merumuskan persoalan-persoalan baru yang bisa Anda pecahkan untuk menyempurnakan ide-ide filsafat Anda.

Misalnya saja Anda mempunyai pandangan bahwa “Tuhan adil terhadap seluruh umat manusia” dimana “Ia menciptakan manusia secara sempurna”. Namun rekan diskusi Anda bakal mengkritik pandangan Anda kritik karena nyatanya Tuhan juga menciptakan orang-orang yang cacat. Apakah Tuhan adil dalam hal ini?

Maka pertanyaan demikian membuat Anda perlu berpikir lebih keras untuk mempertahankan pandangan tersebut. Dengan demikian Anda harus jelaskan apakah yang Anda maksud dengan keadilan Tuhan dalam hal ini. Bagaimanakah keadilan menjadi mungkin dengan kenyataan bahwa orang-orang terlahir cacat?

Namun kadang, tidak semua diskusi tentang filsafat berlangsung dengan menyenangkan. Kadang berakhir dengan debat kusir. Seperti yang pernah saya alami ketika berdiskusi dengan sekelompok aktivis kampus. Dimana mereka memiliki keyakinan bahwa hanya pemikiran Marxlah satu-satunya kebenaran. Tentunya pendapat ini sangat rentan dengan kritik.

Maka saya coba mendebat pendapat tersebut dengan metoda bertanya kritis seperti yang sudah jelaskan di bagian sebelumnya. Mengapa ramalan muncul masyarakat tanpa kelas tidak terjadi di Eropa Barat? Mengapa Lenin yang berusaha menimplementasikan pemikiran Marx malah menciptakan bentuk Negara yang diktator yang tidak sesuai dengan harap Marx yang mengimpikan masyarakat tanpa Negara? Dan akhirnya gagal? Jika kemudian dikatakan bahwa proyek Lenin adalah interpretasi keliru dari pemikiran Marx, seperti apakah bentuknya? Atau barangkali ide-ide Marx hanya terlihat tepat dalam penjelasan di atas kertas namun tidak demikian ketika akan diterapkan.

Awalnya diskusi ini berlangsung dengan baik. Dimana masing-masing berusaha untuk mempertahankan pendapatnya dengan memaparkan argument-argumen yang masuk akal. Namun situasi diskusi berubah 180 derajat saat rekan-rekan aktivitas tersebut mulai terpojok oleh pertanyaan saya. Maka mereka mulai melakukan intimidasi dan diskusi dipenuhi suara-suara melengking dan bantingan meja. Dan karena saya tidak bisa menerima pendapat mereka sepenuhnya, mereka memvonis saya tidak mengerti Marx. Akhirnya diskusi tersebut berakhir dengan suasana yang kurang menyenangkan.

Dalam diskusi filsafat maka sebuah pendapat yang disampaikan haruslah didukung dengan argument. Sebuah pendapat bisa disampaikan melalui cara berpikir deduktif maupun induktif. Intinya pendapat yang kita sampaikan merupakan kesimpulan yang kita ambil mengacu dalam proses berpikir yang logis.

Namun dalam perdebatan yang kurang sehat, proses beradu argumen secara logis berubah mendadak ketika seseorang merasa terpojok, kemudian mencoba mempertahankan pendapatnya dengan cara-cara yang menyimpang, bertujuan menciptakan penerimaan secara emosional daripada secara logis.

Argumen sesat timbul pendapat didukung dengan peryataan yang tidak masuk akal dan tidak berkaitan dengan pendapat ingin anda pertahankan. Cara-cara demikian perlu dihindari ketika berfilsafat. Adapun beberapa bentuk argumentasi yang tidak tepat dalam mendukung sebuah pendapat biasa disebut sebagai Fallacious Arguments.

Pertama mementahkan sebuah pendapat dengan menyerang pribadi si empunya pendapat dari pada mencari kelemahan pada argumennya. Misalnya, “Menurut saya pemikiran Anda tentang feminisme tidak tepat buktinya Anda sendiri bercerai”. “ Saya tidak bisa menerima pendapat si Rudi tentang pemotongan anggaran, karena dia adalah seorang koruptor di mata saya”.

Tentunya dalam perdebatan yang perlu anda buktikan adalah mengapa ide feminisme tidak tepat secara argumentatif dan tidak mengaitkan dengan kegagalan hidup pribadi yang menjalankan prinsip feminisme tersebut. Meskipun mungkin saja ide feminisme mendorongnya bercerai namun dalam perdebatan hal tersebut tidak bisa digunakan untuk menggugurkan pendapatnya.

Kedua adalah dengan mengambarkan bahwa diri Anda adalah seorang yang lebih tahu dari rekan debat Anda sehingga pendapat Anda lebih benar. Misalnya “ Menurut saya pendapat saya bahwa kita perlu mengembangkan pabrik senjata tepat 100%, karena saya memahami betul apa itu militerisme, saya berkarir dibidang itu sudah 30 tahun”. Bukankah sebuah keahlian perlu ditunjukkan dengan bagaimana ia mampu menyampaikan argumen secara logis?

Atau “ Pendapat saya haruslah kamu dengar karena saya lebih tua dari kami dan lebih banyak pengalaman”. Apakah benar pendapat orang yang lebih tua akan selalu lebih baik dari seorang yang lebih muda.

Ketiga adalah dengan menyatakan jika pendapat tidak benar maka konsekuensi buruk bakal terjadi misalnya. “ Menurut pendapat saya pemerintah militer terbaik, karena jika tidak maka negara akan selalu dalam ancaman. Atau seorang terdakwa pembunuh harus diputuskan bersalah oleh pengadilan, karena kalau tidak akan mendorong suami lainnya untuk membunuh istrinya.

Metoda ini menurut saya mirip dengan metoda intimidasi, Jika anda tidak mendukung saya akan terjadi kekacauan. Meskipun layak dipertanyakan apakah ada hubungan antara militer dengan keamaman negara. Dalam sebuah diskusi pendapat Anda sebaiknya tidak didukung oleh sesuatu hal yang belum tentu terjadi.

Keempat menyatakan bahwa sesuatu benar karena yang salah belum dapat dibuktikan. Misalnya “menurut saya Tuhan itu ada karena anda belum bisa membuktikan bahwa Tuhan tidak ada”. Atau Indonesia adalah negara yang bebas korupsi karena anda tidak dapat membuktikan bahwa korupsi ada di Indonesia”. Apa yang belum dapat dibuktikan belum tentu tidak ada.

Kelima mengatakan bahwa sesuatu pendapat benar jika sesuatu yang diharapkannya terjadi. Misalnya saya jamin bahwa pemikiran Marx ini tepat dan mensejahterakan, jika orang yang menjalankannya menafsirkan pemikirannya dengan tepat. Pertanyaannya apakah jika pemikiran Marx diterapkan sebagaimana seharusnya dijamin pasti akan mendatangkan kesejahteraan?

Keenam mengatakan bahwa pendapat Anda benar atau pendapat Anda tidak benar karena hal sebaliknya benar atau salah. Misalnya Kebanyakan orang dewasa tidak suka sayur maka pendapat saya masuk akal jika kebanyakan anak-anak suka sayur. Atau “ pendapat Anda yang mengatakan bahwa kebanyakan orang dewasa mengalami kesulitan belajar karena, umumnya anak-anaklah yang mengalami kesulitan tersebut, sehingga orang dewasa tidak bermasalah terhadap hal tersebut.

Ketujuh, mementahkan pendapat seseorang dengan membuat karikatur yang nyeleneh terhadap. Misalnya “Mengakui hukum evolusi sama saja dengan menganjurkan agar saya dengan Saudara harus bertarung untuk dapat bertahan hidup”. “ Membenarkan percintaan antara seorang wanita dengan pria yang lebih muda sama saja berarti seorang kakak berpacaran dengan adiknya”.

Kedelapan, mengatakan suatu pendapat karena belum ada kepastian tentang data informasi yang lebih tetap tentang sesuatu hal. “Misalnya dengan mengatakan bahwa Kengerian Holocoust itu tidak benar karena sampai saat ini masih diperdebatakna sebenarnya berapa korban jiwa akibatnya apakah 3 juta atau 5 juta”. Atau “menurut saya tidak benar Indonesia terancam kelaparan, karena saat ini belum ada data yang pasti tentang korban busung lapar dan gizi buruk”. Korban holoucaoust dan korban kelaparan itu ada meskipun akurasi datanya masih diperdebatkan.

Kesembilan, mendukung sebuah pendapat dengan membuat dikotomi. Menurut saya mengapa kita harus fokus terhadap masalah pendidikan saja, karena kita tidak bisa menyelesaikan masalah pengangguran tanpa terlebih dahulu mengatasi masalah pendidikan masyarakat” atau “ Kita harus terlebih dahulu mengatasi korupsi sebelum memikirkan soal pertumbuhan ekonomi”. Meskipun kedua masalah tersebut bisa diatasi secara bersamaan.

Kesepuluh, mendukung sebuah pendapat dengan mengatakan bahwa pendapat tersebut sesuai dengan pandangan para ahli. Misalnya “ mengapa wanita lebih baik tinggal di rumah, karena menurut para ahli psikologi wanita idealnya menjadi ibu di rumah”. Tentunya perlu dipertanyakan ahli yang mana dan siapa, karena pendapat ahlipun tidak selalu benar.

Kesebelas, mendukung sebuah pendapat menggunakan pandangan seseorang yang tidak sesuai dengan topik yang sendang dibahas. “ Menurut saya “ Perekonomian Indonesia dengan menuju kehancuran, hal ini didukung pendapat Bapak Rudi, dosen kedokteran”. Tentu Bapak Rudi bukan ahli di bidang ekonomi sehingga perdapatnya tidak dapat dijadikan acuan.

Keduabelas, membuat generalisasi berlebihan. Misalnya “ menurut saya wanita lebih mudah ditarik masuk ke agama suaminya dibandingkan sebaliknnya dalam perkawinan beda agama, karena saya punya Saudara yang mengalami hal tersebut”. Tentunya apakah pengalaman Saudaranya cukup untuk menyatakan bahwa wanita cenderung lebih mudah ditarik masuk agama suaminya dari pada sebaliknya. Atau kesalahan ini lazim terjadi dalam berpikir secara induktif.

Ketigabelas, mendukung sebuah pendapat dengan memperhalus kata. Misalnya, “ Pemerintah tidak salah dalam hal ini, bahwa polisi tidak melakukan anarkis terhadap mahasiswa, melainkan tindakan preventif”. Meskipun buktinya ada korban di kalangan mahasiswa, bahkan termasuk yang tidak ikut demonstrasi.

Di atas merupakan beberapa contoh kesesatan berpikir yang perlu hindari jika ingin menjadi filsuf sejati. Untuk mencegahnya syaratnya mudah, dengan membiasakan menyampaikan pendapat dengan didukung argumen yang masuk akal. Di fokuskan pada pendapat bukan pada pribadi di luar pendapat atau hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan logis atau tidak logisnya pendapat tersebut. Dengan berdiskusi secara positif akan sangat bermanfaat bagi membangun pemikiran Anda.

Monday 6 October 2008

INTERPRETASI TERHADAP HARI RAYA IDUL FITRI


Marx mengkritik agama sebagai refleksi keluhan mahluk yang tertindas, hati dunia yang tidak berperasaan dan jiwa dari kondisi yang mati. Sehingga ia kemudian menyimpulkan jika agama dan segala aktivitas sakralnya adalah candu masyarakat.

Hal ini barangkali disebabkan karena Marx menafsirkan agama berdasarkan realitas intitusi keagamaan pada masanya bukan berdasarkan pada prinsip idealitasnya. Pada masanya, sekitar abad ke-19, intitusi keagamaan memiliki pengaruh kuat di Eropa Barat namun keberadaannya tidak mampu menciptakan masyarakat yang lebih baik. Aktivitas suci dan berbagai bentuk perayaan menjadi sarana meninabobokan masyarakat dalam penderitaan serta menanamkan kepatuhan terhadap sistem kapitalisme yang menindas. Turut menciptakan ruang sakral imajiner, menutupi ruang real profan yang penuh kebusukan.

Namun prinsip demikiankah yang sesungguhnya dimiliki agama dalam bentuk idealitasnya? Apakah agama sepenuhnya tidak memiliki semangat humanitas, yang terjetawahkan melalui kesadaran akan adanya Tuhan?

Oleh sebab itu melalui tulisan ini saya mencoba menginterpretasi salah satu bentuk aktivitas suci agama, yakni Hari Raya Idul Fitri, perayaan umat Islam yang berlangsung di akhir bulan suci Ramadhan, dalam kaitannya mencari makna humanisme dibaliknya. Sesungguhnya agama dan berbagai bentuk aktivitas sakralnya tidak selalu merusak determinasi kesadaran masyarakat terhadap realitas namun dapat meneguhkan esensi keberadaannya dalam hubungannya dengan manusia lainnya (Otherness) yang dijiwai spirit kemanusiaan, yang akan coba kita lihat dari makna yang ada dibalik perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Hermeneutika Keseharian
Saya mencoba melakukan penafsiran terhadap makna di balik Hari Raya Idul Fitri melalui pendekatan Hermeneutika Ontologi ala Gadamer. Adapun akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata herme>neuin yang berarti menafsirkan dan kata benda herme>neia, interpretasi (Palmer, 2003).

Hermeneutika pada awalnya merujuk pada prinsip-prinsip untuk menafsirkan Bibel. Orientasi hermeneutika awal adalah untuk mengangkat makna dari teks pada Bibel sebagaimana makna yang ada di benak penulisnya. Namun hermeneutika kemudian berkembang menjadi penafsiran objektif juga terhadap berbagai bentuk karya sastra non-Bibel. Oleh sebab itu hermeneutika memerlukan pemahaman terhadap gramatikal teks sebagaimana sebuah bahasa digunakan pada masa si penulis, kondisi psikologi dan latar belakang sejarah penulis untuk membantu mengangkat makna objektif penulis yang tersembunyi di balik teks (Palmer, 2003).

Namun dalam ranah filsafat fenomenologi persoalan hermeneutika meluas kepada persoalan penafsiran realitas kehidupan untuk memperoleh sebuah makna yang otentik dari manusia. yakni interaksi pengada dengan pengada lainnya untuk mengkonstruksi makna dari adanya. Sehingga hermeneutika menjadi sebuah aktivitas eksistensi hakiki manusia untuk memaknai keberadaannya dan segala sesuatu yang ada disekitarnya.

Oleh Gadamer, mengacu pada pendekatan fenomenologi menolak pemahaman objektif terhadap analisis teks, maupun materi ekspresi kebudayaan lainnya. Manusia dibatasi ekspresi bahasa yang berbeda sesuai dengan masanya, sebagaimana Weittgenstein mengkonsepsikan bahasa alat bagi manusia untuk menciptakan kesadaran manusia terhadap dunia, di mana bahasa memiliki aturan permainan yang tidak dipahami oleh mereka yang berada di luar aparatus pengunanya.

Maka proses pemahaman adalah proses penyatuan horizon antara penafsir dan pemilik ekpresi, melalui teks dan materi kebudayaan lain yang merepresentasikan entitas kemanusiaan. Melalui proses dialog penafsir membiarkan pemiliki ekspresi kebudayaan berbicara mengenai dirinya kemudian si penafsir memproyeksikan makna terhadap materi kebudayaan tersebut berdasarkan batas-batas horizon kesadarannya, yang tidak luput dari berbagai prasangka. Oleh sebab itu pemahaman bukan hanya suatu reproduksi melainkan juga suatu tindakan produktif (Howard, 2000).

Maka saya mencoba menafsirkan makna dibalik Hari Raya Idul Fitri sebagai sebuah bentuk ekpresi kebudayaan, mengacu pada world view dari umat Islam. Melalui hermeneutika saya mencoba memahami Idul Fitri melalui informasi yang berhasil saya kumpulkan sebagai awal dimulainya sebuah dialog. Kemudiaan saya menafsirkannya dalam horizon kesadaran sebagai seorang non-muslim.

Saya menekankan aspek dialog mengingat adanya keterbatasan untuk memahami secara utuh makna Hari Raya Idul Fitri sebagaimana yang dipahami oleh umat Islam itu sendiri, yang terkaitnya game of language keIslaman dengan berbagai kompleksitas pra-konsepsi sadar maupun alam ketidaksadaran yang serta merta menjadi aturan permain bahasa.

Puasa dan Sakralitas Idul Fitri
Perayaan Idul Fitri terkait dengan Bulan suci Ramadhan yang mewajibkan seluruh umat beragama Islam melakukan puasa. Dimana ibadah puasa menjadi salah satu pilar peribadatan umat Islam yang biasa disebut Rukun Islam, yang berlangung pada bulan Ramadhan, bulan ke-9 pada tahun Islam, bulan dimana diyakini turunnya Al’Quran sebagai pentunjuk kepada manusia (Surat 2. AL BAQARAH - Ayat 185) . Sehingga disebut juga sebagai bulan penuh rahmat.

Bulan puasa dimaknai sebagai momen di mana umat Islam melatih diri tidak hanya melawan nafsu dan keinginan daging namun juga ambisi pribadi, untuk menggiring ke arah kedewasaan. Puasa juga menjadi sarana untuk melatih diri menuju keseimbangan fisik moral dan spritual. Dengan demikian melalui aktivitas suci ini umat Islam diharapkan semakin dekat dengan Tuhan dan peka terhadap sesama (Boisard, 1980).

Dan akhir dari masa-masa perjuangan, untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu untuk mencapai sebuah kesempurnaan, inilah umat Islam merayakan hari Hari Raya Idul Fitri, sebagai hari kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh. Idul Fitri secara etimologi dapat juga diartikan sebagai kembali suci, sehingga manusia pasca bulan puasa dipahami sebagai manusia baru yang telah disucikan.

Perayaan kemenangan ini disimbolisasikan dengan aktivitas takbiran, sebagai sebuah parade kebahagiaan besar, sebagai momen keberhasilan transendental manusia mengatasi kelemahan sisi kemanusiannya yang hakiki. Dan kesadaran baru terhadap penderitaan sesama, dampak perubahan diri, diekspresikan melalui pemberian zakat kepada mereka yang tidak mampu.

Analisis Hermeneutika terhadap Hari Raya Idul Fitri

Dari perspektif hermenuetika Hari Raya Idul Fitri dapat ditafsirkan sebagai hari kemenangan manusia dari segala keterikatannya terhadap hawa nafsu serta mengalami penyatuan dengan Tuhan dan sesama. Dalam tradisi Kejawen hawa nafsu menjadi penghambat kesatuan manusia dengan Tuhan. Hawa nafsu dapat membutakan mata batin dalam menentukan jalan kebenaran ilahi yang bersifat meta-eksistensi duniawi. Sehingga pengekangan hawa menjadi mediasi pemurnian dimensi spiritual mendorong manusia mampu berinteraksi dengan sang ilahi.

Kenikmatan pemuasan hawa nafsu dapat membuat manusia terjerat dalam reduksi dimensi kehidupan, semata-mata hanya demi kesenangan ragawi sehingga pada akhirnya terjerat pada pemahaman dunia yang materialistis belaka. Tuhan menjadi terlupakan dalam segala aspek kehidupan manusia karena hidup menjadi tersekulerisasi dalam perspektif material, memiliki hukum yang lepas dari campur tangan Tuhan. Namun dampaknya adalah manusia mengalami kekeringan eksistensi, ada sesuatu yang raib namun tidak terjelaskan, menciptakan kehidupan tak bermakna, memunculkan kegilaan, ketakutan untuk hidup, kerusakan berbagai interaksi kemanusiaan ketika garis pemisah antara pemuasan hawa nafsu dan hasrat egoisme diri sangat tipis.

Oleh karena itu Hari Raya Idul Fitri juga dipahami sebagai hari kemenangan sesungguhnya, kembalinya kesadaran manusia akan Tuhan ketika hawa nafsunya terdeklanasi. Hal ini juga didukung kesadaran akan keterbatasan keberadaannya, tubuh yang segera lemah ketika tubuh kekurangan makanan dan minuman seakan mengingatkan manusia akan kerentaan eksistensinya. Kelemahannya juga mengingatkan keberadaannya sebagai mahluk yang bergantung terhadap segala sesuatu disekelilingnya. Ia tidak otonom, bahkan rentan terhadap ancaman bahkan kematian. Hal ini menyadarkan akan kebutuhannya akan Tuhan sebagai yang sesuatu Yang Maha Sempurna dan Otonom, juga mengingatkan pada kematian dan keterbatasan eksistensinya. Kematian adalah sebuah kepastian namun kemanakah ia kelak?

Disamping itu rasa lapar, penderitaan fisik juga mengingatkan manusia akan ketersiksaan sesamanya yang papa. Sehingga Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen kemenangan atas egoistis, yang membuat manusia mengingat akan penderitaan sesamannya. Id terkendalikan demikian juga kebutuhan terendah tersublimasikan pada kebutuhan lebih tinggi yang merepresentasi nilai-nilai cinta, altrusitik dan keperdulian.

Solidaritas kemanusiaan menjadi spirit yang turut ditumbuhkan di Hari Raya Idul Fitri ketika manusia menjadi sama dalam kepapaannya di masa bulan suci Ramadhan. Tidak ada manusia yang lepas dari kewajiban berpuasa, semuanya merasakan lapar, eksistensi penuh kelemahan, kesadaran akan pengalaman yang sama tentunya menumbuhkan kesadaran akan identitias kemanusiaan yang hakiki.

Pemberian zakat pada Hari Raya Idul Fitri menjadi ekspresi kesadaran akan prinsip kemanusiaan universal, bukan suatu aktivitas subordinat. Ketika masing-masing kembali pada realitas kehidupannya semula, namun telah terbentuk kesadaran penuh kebersamaan dalam hati sanubari setiap manusia walaupun kenyataan fisik dan kondisi sosial yang berbeda. Zakat menjadi simbosisasi kesadaran tanggung jawab terhadap kenyataan realitas fisik sesama manusia, yang melingkupi esensi manusia universal, yang kadang tidak bersahabat. Meskipun tidak menutupi kenyataan hakikat keberadaan manusia sebagai sebuah misteri yang bersifat transendental.

Maka disimpulkan Hari Raya Idul Fitri dapat dipahami sebagai pemurnian kesadaran manusia dari kekangan hawa nafsu yang menjernihkan kembali hubungan spritual manusia dengan Tuhan dan menanamkan spirit solidaritas terhadap sesama yang juga turut diperkuat oleh hal yang pertama. Kebersamaan dan humanitas tidak bertolak belakang dengan esensi dari Hari Raya Idul Fitri bahkan juga turut serta melembagakannya.

Kesimpulan
Melalui pendekatan hermeneutika sebagai yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan agama dan segala bentuk ritualitasnya tidak selalu bertentangan dengan prinsip-prinsip humanisme dan prinsip pembebasan dari ketertindasan. Tidak juga bersifat destruktif. Agama dapat memberikan kebermaknaan hidup, yang kadang hilang dalam masyarakat modern, ketika interaksi dengan Tuhan adalah sesuatu yang non-eksak meskipun dapat dirasakan keberadaannya. Agama juga menanamkan sebuah prinsip solidaritas, menyingkapkan manusia dari ruang profan yang mengkotak-kotakkannya dalam berbagai habitus. Yang dibuktikan melalui analisis terhadap perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Hanya saja dalam prakteknya sering terjadi gap antara apa yang real dengan yang ideal. Orientasi solidaritas seringkali dibatasi dalam lingkup ikatan keagamaan semata, pemberian zakat dapat menjadi ajang penonjolan ego. Pelaksanaan puasa bagi sebahagian orang sering didasarkan adanya ancaman sanksi sosial, sehingga melakukannya bukan karena kesadaran pribadi melainkan karena keterpaksaan, sehingga diragukan ia akan dapat mencapai pemahaman ideal akan makna dari Hari Raya Idul Fitri itu sendiri.

Namun hal itu tidak menutup kenyataan bahwa agama dan berbagai aktivitas sakralnya dapat menjadi sesuatu yang melembagakan prinsip-prinisp humanisme dan serta merta menolak generalisasi inferioritas agama sebagaimana yang dipahami oleh Marx.

Tuesday 30 September 2008

Moan Sipayung & Keluarga mengucapkan


Selamat Idul Fitri
1 Syawal 1429 H,
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Dan Batin


Monday 22 September 2008

SUAMI KARBITAN DAN ISTRI YANG SENGSARA


Saudaraku, benar-benar wanita yang tegar. Ia harus berpikir keras setiap hari bagaimana agar kebutuhan keluarga dan anak-anaknya terpenuhi. Boleh dikatakan ia jarang bisa menikmati gajinya secara utuh karena selalu dipotong oleh cicilan pinjaman. Dan gajinyapun tidak terlalu besar mengingat ia adalah seorang pegawai negeri di sebuah puskesmas.

Hanya saja saat mulai kepepet, maka iapun mulai melakukan cara-cara negatif mendapatkan uang. Yakni menuntut dari keluarganya sendiri. Ia bahkan berani memaksa orang tuanya menggadaikan tokonya agar mendapatkan uang untuk anak-anaknya. Dan tidak jarang ia mendapatkan uang dari ibunya dengan ancanam dan intimidasi.

Meskipun demikian, apa yang ia lakukan, meskipun dengan cara-cara yang tidak simpatik, adalah demi anak-anaknya. Apalagi saat ini ada 4 anaknya yang harus ia biayai. Dua masih kuliah di Medan dan Semarang. Dua lagi masih menganggur dan tinggal di Jakarta. Dia juga harus menjamin dapurnya mengepul setiap hari.

Luar biasa memang? Dan mungkin ada dari kita kemudian bertanya apakah ia seorang janda, sehingga ia harus berjibaku sendiri?

Ups, untuk pertanyaan ini saya akan jawab. Nasibnya tidak semalang itu. Ia masih punya suami. Tentu yang jadi pertanyaan, kemudian apakah ia tidak dirumah atau berada di tempat jauh? Tidak juga. Ia malah setiap hari di rumah.

Hanya saja ia adalah seorang yang berjiwa kaum romantis, dekat dengan alam dan menyukai kedamaian. Sehingga setiap yang ia lakukan adalah mengeluarkan dan memasukkan ayam ke kandang. Cuci pakaian dan menikmati hidup dengan menghitung nomor togel. Sebelum habis malam ia singgah ke kedai tuak. Hal itulah yang ia lakukan setiap hari.

Ia akan tetap duduk anteng selama aktivitasnya tersebut tidak diganggu. Jangan rusaki pakaiannya yang sedang dijemur. Jangan ganggu ayamnya yang berkeliaran. Dan jangan sampai ia tidak bisa pergi ke kedai tuak. Karena hal tersebut mengakibatkan hidupnya kehilangan damai sejahtera.

Untuk urusan lain? Inilah yang dinamakan pembagian tugas. Hal-hal atau persoalah di luar aktivitas rutinnya tersebut bukan urusannya. Sehingga wajar suaranya tidak pernah terdengar ketika anaknya butuh uang untuk kuliah. Atau meskipun anaknya harus dioperasi ia tidak ambil pusing mencari pinjaman. Barangkali baginya hidup ini terlalu indah untuk dibuat pusing.

Mengapa Demikian
Sekarang Saudaraku sengsara dan suaminya sejahtera. Mungkin ia juga tidak membayangkan hal inilah yang bakal terjadi. Ia menduga bersuamikannya dunia bakal indah.

Padahal dulunya pernikahan mereka tidak mendapat restu dari orang tua. Karena sang suami sudah menunjukkan gelagat yang kurang simpati dari masa mudanya.

Atas nama cinta semuanya bisa dikalahkan, masukan orang tua bahkan pikiran yang rasional. Cinta adalah segala-galanya. Namun ketika cinta itu diraih yang terjadi tidak selalu berakhir indah.

Pengalaman yang Menjadi Pelajaran

Tentu pengalaman Suadaraku ini dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang muda yang tengah terlarut dengan cinta sentimentil. Cinta harus diperjuangkan. Hidup tidak berarti cinta tidak diraih.

Namun pernikahan tidak cukup dibangun dengan perasaan belaka. Namun juga dengan pertimbangan logis. Perlu diuji apakah benar sang calon suami adalah orang baik atau orang bertanggung jawab.

Untuk membuktikannya tidak cukup hanya mendengar gombalan sang kekasih it saja. Mustahil ia bakal mengatakan sesungguhnya ia malas bekerja, prilakunya baik atau memang berniat mengantungkan diri pada istrinya kelak.

Pembuktiannya adalah dengan melihat dan meneliti tingkah lakunya secara objektif, melihat latar belakang keluarga. apakah ia merupakan orang yang sering bermasalah dan tidak disukai orang kebanyakan. Atau dengan membiarkan hubungan tersebut berjalan dengan waktu, dengan tetap menjaga batas-batas emosional. Karena biasanya daya romantisme itu akan berkurang seiring berjalannya waktu dengan tetap menjaga sikap kritis.

Dengan demikianlah seolah calon suami karbitan bakal terseleksi dengan sendirinya. Dan dari pada mereka memanipulasi seorang wanita dengan gombalannya agar menjadi istrinya, lebih baik ia jadi seorang juru kampanye, marketing. Karena yang pertama merugikan kalau yang kedua menghasilkan duit.

Saturday 20 September 2008

MENTERI PERTANIAN, RASA MALU DAN BAU BUSUK


Menteri Pertanian Jepang Seiichi Ota mengundurkan diri akibat permasalahan beras yang tercemar pestisida dan jamur. Beras itu dijual dalam bentuk makanan kepada ribuan orang, termasuk murid sekolah dan pasien yang dirawat di rumah sakit. Dan mundurnya Seiichi Ota terjadi setelah tujuh minggu dia menjabat (Kompas, 2008) .

Dalam pemerintahan Jepang mundur akibat kegagalan kebijakan adalah hal biasa. Hal ini karena dalam diri para pejabat Jepang terdapat etos tanggung jawab dan budaya malu.

Secara natural seseorang akan merasa malu ketika ia melakukan sesuatu yang tidak etis di dihadapan publik. Menurut Benny Susanto di Jepang seorang pejabat tinggi akan memutuskan mundur bila telah berbuat salah atau merasa berbuat salah. Karena seorang pemimpin negara secara etis haruslah memberikan yang terbaik bagi warga negaranya.

Kasus Indonesia
Apakah hal yang sama juga berlaku di Indonesia?

Coba kita bandingkan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Baru-baru ini pemerintah Indonesia telah melakukan rekomendasi keliru terhadap penggunaan padi super-toy.

Supertoy gagal panen. Dan akibatnya jelas, petani rugi. Boro-boro menteri pertanian merasa malu lalu kemudian mengundurkan diri. Malah tidak ada pihak yang merasa bertanggung jawab.

Bahkan SBY yang ikut panen perdana belakangan berkelit kalau ia tidak sepenuhnya mendukung. Menurut Muhammad Nuh, Menteri Komunikasi dan Informatika, Presiden SBY hanya memotong padi tetapi tidak memberi pidato. Karena Presiden tahu varietas itu masih uji coba dan meminta pada Menteri Pertanian untuk menindaklanjuti temuan ini(Kompas, 2008).

Artinya presiden yang mengetahui tentang penggunaan benih itupun merasa tidak bertanggung jawab.

Kegagalan pemerintah tidak hanya menyangkut masalah supertoy. Melainkan juga menyangkut masalah pangan lainnya seperti beredarnya daging busuk dan makanan olahan sisa sampah hotel atau makanan kadarluarsa, dsb. Sekali lagi tidak ada dari pejabat negara yang merasa bertanggung jawab apalagi mengundurkan diri.

Namun yang lebih memalukan lagi adalah, bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang terancam masalah gizi buruk. Konon kasus gizi buruk dan gizi kurang untuk tahun 2007 ini saja masih mencapai 4,1 juta (Antara, 2008).

Ironisnya hal ini masih berlangsung, saat Presiden dengan sangat meyakinkan menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami swasembada pangan pada tahun 2008, pada pidato kenegaraannya (Sinar tani, 2008) .

Dan sekali lagi untuk kasus busung lapar ini, meskipun sampai mengakibatkan korban jiwa, tidak ada pejabat pemerintah yang merasa bertanggung jawab dan kemudian mengundurkan diri.

Etos Malu?
Mengapa demikian? Tak lain karena para pejabat kita tidak memiliki etos rasa malu. Karena dari awal, orientasi menjadi pejabat negara barangkali bukan untuk memberikan terbaik bagi masyarakat. Sehingga tidak perlu merasa malu jika sebuah kebijakan tidak berjalan dengan baik.

Etos yang tertanan dalam hati sanubari para pejabat negara adalah bagaimana mensejahterakan diri sendiri, keluarga maupun kelompok. Sehingga akan lebih malu jika setelah menjadi pejabat kemudian tidak kaya raya, atau tidak bisa mensejahterakaan sanak famili atau rekan-rekan organisasi, dibandingkan gagal membuat rakyat bebas dari busung lapar.

Kebanggaan menjadi seorang pejabat adalah karena harus bekerja ruang kantor yang nyaman, mendapatkan penghormat banyak pihak, penghasilan yang luar biasa tidak hanya dari gaji melainkan insentif dari pihak-pihak yang merasa diuntungkan oleh kebijakannya. Serta berbagai fasilitas pribadi yang dibiayai negara.

Sehingga meninggalkan jabatan dengan berbagai manfaat tersebut adalah sebuah kebodohan. Jadi wajar saja ada menteri yang menolak mundur dari jabatannya meskipun diinstruksikan oleh partai pendukungnya.

Dalihnya ” urusan partai tidak boleh menganggu upaya mengerjakan sesuatu bagi bangsa”. Terkesan sangat heroik. Namun apakah ia akan berkata demikian jika menjadi menteri tidak mendapatkan fasilitas apa-apa.

Negara yang Membusuk
Karena pejabat di negeri ini tidak memiliki etos rasa malu, maka tidak perlu heran jika Indonesia tidak seperti Jepang. Perlu puluhan tahun untuk Indonesia mengejar ketertinggalannya dari Jepang.

Atau mungkin juga tidak bisa mengimbangi. Karena negara ini dikelola orang-orang yang tidak punya rasa malu. Sehingga akan lebih mudah mengukur korelasi kinerja negara ini pada pertambahan uang yang masuk ke kantong pejabat dari pada keuntungan yang dirasakan masyarakat.

Dan rakyat semakin busuk. Mengapa tidak? Karena mau tidak mau harus menerima jika harga barang-barang kebutuhan pokok semakin hari semakin mahal. Maka ia harus mengurangi jatah makannya. Siap untuk mengkonsumsi bahan makanan tidak sehat dan mengandung zat-zat beracun. Karena pemerintah terlalu sibuk mengurusi hal sepele seperti itu.

Rakyat juga harus siap menerima jika semakin hari semakin miskin. Atau besok ia tiba-tiba saja tergilas oleh kebijakan pemerintah yang anarkis. Dan ketika ia tertindas tidak ada yang mengasihani.

Dengan busuknya rakyat maka negara ini ikut menjadi busuk. Dan sesuatu yang busuk layak untuk dibuang, dihancurkan, karena tidak ada sesuatu yang berharga dari sesuatu yang busuk. Ketika sebuah negara telah membusuk apakah sebuah negara masih perlu ada?

Thursday 18 September 2008

DEBAT DAN KUALITAS PEMIMPIN NASIONAL: REFLEKSI DEBAT PDI-P VS PAN


Acara perdebatan di TVone antara wakil dari PDI-P dan PAN (18/9-2008) berlangsung seru. Pembahasan yang berawal dari ketentuan pemilihan presiden, berkembang pada persoalan kemampuan debat calon pemimpinan negara.

Muncul pendapat bahwa calon pemimpin negara harus bisa berdebat. Agar sang calon presiden mampu menyakinkan rakyat tentang apa yang akan dijalankannya. Ungkapan ini muncul dari salah seorang wakil dari PAN, tidak lain menyentil keberadaan Megawati, selaku calon presiden dari PDI-P, yang sering mungkir dari undangan berbagai acara perdebatan.

Namun, pernyataan tersebut menimbukan pertanyaan menarik bagi saya, betulkah kemampuan debat merupakan salah satu kualitas yang harus dimiliki pemimpin negara. Apakah kemampuan ini memiliki relevansi dengan kualitas kepemimpinan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Dan apakah pemimpin yang tidak bisa berdebat serta merta merupakan pemimpin yang buruk.

Perdebatan yang tidak Berkualitas
Jika perdebatan yang dimaksud seperti halnya yang saya saksikan di TV-one tersebut, maka saya ragu situasi demikian layak menjadi ajang penggalian kemampuan seorang pemimpin. Karena yang saya saksikan tidak lain adalah perdebatan negatif yang dipenuhi pernyataan merendahkan pribadi calon yang diusung masing partai.

Seperti, ”Pemimpin harus memiliki pendidikan yang baik, tidak cukup tamat SMA (merendahkan Megawati)”. Serta mengumbar statement tanpa dasar argumen. “Megawati adalah seorang leader sejati buktinya partainya mempunyai banyak kursi di DPR” atau “Soetrisno Bachir seorang enterpeneur maka layak menjadi pemimpin”. Namun validkah pendapat tersebut?.

Bukankah dalam negara demokrasi siapapun memiliki hak mencalonkan diri menjadi presiden, namun terpilih atau tidak sepenuhnya didasarkan keputusan rakyat. Dan apakah seorang yang berpendidikan tinggi sudah dapat dipastikan memiliki kemampuan kepemimpinan yang lebih baik.

Kemudian, apa betul kursi DPR merupakan indikator kualitas kepemimpinan seorang pimpinan partai, atau apakah seorang entrepeneur sudah dipastikan layak menjadi pemimpin? Semua statetment tersebut perlu diuji keakuratannya.

Debat kusir yang tidak jelas jentrungannya, menurut hemat patut diharamkan dalam perdebatan calon pemimpin bangsa. Karena yang bakal ditonjolkan bukan kemampuan menguraikan visi maupun program-program konkrit yang bakal dijalankan, melainkan keahlian melakukan persuasi, intimidasi maupun manipulasi.

Seperti halnya perdebatan di TVone. Dimana masing-masing wakil partai menggunakan teknik-teknik intimidasi seperti, berbicara tanpa memberikan kesempatan pihak lain berpendapat, mengeluarkan suara keras, menyampaikan pernyataan subjektif serta kata-kata makian.

Jika perdebatan demikian menjadi prototype debat terbuka calon presiden, maka kasihan masyarakat yang bakal menyaksikan. Karena tidak akan mendapatkan masukan bernilai dan objektif tentang kemampuan dari para kandidat tersebut.

Namun, meskipun para calon presiden Indonesia belum berdebat terbuka, sesungguhnya perdebatan telah berlangsung lebih awal dengan memanfaatkan media image. Kita bisa menyaksikan bagaimana iklan para calon presiden bertaburan di media massa. Kesan yang tampilkan antara lain ”pribadi yang merakyat”, ”memiliki visi ke depan”, ”berjiwa nasionalis dsb”. Menurut Zainul, Associate Media Director Hotline Advertising, saat ini minimal setiap calon harus menyiapkan Rp 100 miliar (Tempo, 2008).

Perdebatan ini bersifat tidak langsung dan terjadi dalam ruang media massa. Tujuannya bukan membukakan mata rakyat Indonesia akan langkah-langkah logis yang bakal dijalankan. Melainkan menggugah emosional dan sisi sentimentil masyarakat melalui tayangan iklan hiburan tersebut.

Dan jikalaupun perdebatan ini berlanjut pada perdebatan terbuka, saya yakin yang bakal terjadi kualitasnya tidak jauh berbeda. Seperti halnya perdebatan calon presiden di masa-masa sebelumnya. Bukan visi maupun tindakan nyata yang bakal disampaikan, melainkan umbaran-umbaran yang bertujuan menyentuh sisi emosional pendengar. “Bersama kita bisa”. Setelah mereka bersama apakah kemudian kita bisa (baca: lebih sejahtera)

Pernyataan mereka tidak lebih dari semboyan ala era revolusi. ”Jika Anda memilih kami maka pendidikan akan gratis”, ”kemiskinan akan diselesaikan”, ”tidak akan ada lagi busung lapar”. Tentunya pernyataan demikian bakal menggugah masyarakat yang telah kehilangan harapan dan lelah berpikir rasional. Semboyan tersebut memunculkan harapan bahwa sang kandidat akan membebaskan mereka dari tekanan sosial yang dialami.

Namun yang perlu dipertanyakan kemudian, bagaimanakah pengangguran akan diatasi ditengah-tengah kompleksitas persoalan ekonomi yang dihadapi masyarakat Indonesia. Tentu dalam hal ini perlu sebuah penjelasan yang rasional. Karena mengelola sebuah negara bukanlah sesuatu yang gampang seperti kita membuat sebuah kue keju. Demikan halnya mewujudkan pendidikan gratis, memberantas kemiskinan dsb.

Jika perdebatan yang bersifat dangkal, tidak secara terbuka memaparkan visi-misi, dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan si kandidat dan yang mungkin dilaksanakan. Malah coba menciptakan impresi dengan mengugah si emosional pendengar, maka perdebatan tersebut tidak akan mampu mengambarkan kualitas kemimpinan seorang kandidat. Perdebatan demikian lebih akan menguji keterampilan berkomunikasi, melakukan proganda dan berorasi daripada memimpin sebuah negara

Perdebatan yang Sesungguhnya
Perdebatan calon presiden haruslah memungkinkan seorang calon membeberkan visi-misinya, dan program-program apa yang akan ia laksanakan, melalui sebuah pertimbangan logis dan masuk akal.

Jika seorang kandidat presiden mengatakan bahwa ia akan “menasionalisasi perusahaan asing”. Maka ia perlu menjelaskan secara masuk akal, bagaimana ia mewujudkannya. Apakah ia sudah perhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Dan apakah hal tersebut benar-benar cara efektif mensejahterakan rakyat.

Dalam perdebatan yang rasional tidak ada statemet kosong. Bahwa saya akan mengatasi kemiskinan. Tentunya pertanyaannya, “Bagaimana Anda mewujudkannya?”. Apakah melalui sebuah langkah terobosan yang jenius, sehingga persoalan sosial yang telah dihadapi umat manusia selama berabad-abad dapat diatasi oleh sang pemimpin.

Melalui sebuah perdebatanlah maka kemudian dapat dipertentangkan pertimbangan dan perhitungan sang kandidat mewujudkan langkah-langkah yang bakal diambil. Mungkinkah hal tersebut dilaksanakan? Tepatkah perhitungan yang dilakukan sang kandidat?

Dalam perdebatan tersebut, masing-masing kandidat berupaya mempertahankan pemikiran dan pandangannya secara rasional. Segala landasan pertimbangan dan berpikir dibongkar ke permukaan. Perdebatan adalah menjadi ajang penelanjangan proses berpikir dari seorang kandidat. Sehingga masyarakat bisa menilai manakah rencana dan pandangan seorang kandidat yang tampak lebih masuk akal.

Apalagi jika perdebatan tersebut mampu menelanjangi keyakinan masing-masing kandidat. Apakah ia meyakini pasar bebas, apakah ia berorientasi pada manusia dalam pembangunan ekonomi, apakah ia cenderung bersifat diskriminatif ,dsb. Karena keyakinan demikian akan menjadi acuan sang calon tersebut dalam pengambilan keputusan ketika nantinya memimpin.

Perdebatan demikianlah yang layak dilaksanakan menguji kualitas calon pemimpin Indonesia ke depan. Dengan menyampaikan visi dan hal-hal yang bakal ia jalankan, didasarkan pada pertimbangan dan perhitungan rasional. Serta menelanjangi proses berpikir di antara kandidat hingga pada keyakinannya yang dipegang. Sehingga, saat setiap calon sudah telanjang bulat dihadapan publik, tentu masyarakat akan lebih mudah melakukan pilihan yang tepat.

Namun perdebatan yang tidak lebih dari debat kusir, dengan mengumbarkan semboyan kosong, menebarkan impresi dengan teknik orasi mengugah emosi, maka perdebatan tersebut tidak layak dijadikan ajang penentuan calon pemimpin bangsa ke depan. Karena orang yang bakal mendapat dukung boleh jadi pembual yang ahli berorasi dan bukannya seorang pemikiran besar yang memiliki visi yang jelas. Hanya karena gaya bicaranya yang santun. Atau tidak memahami aturan pemasangan iklan di televisi.

Monday 15 September 2008

TIPS MENYAMPAIKAN PESAN PROPAGANDA ALA AMERIKA SERIKAT


Dalam kaitan peringatan peristiwa 9/11, pada 11 Septermber 2008 yang lalu, Hard talk di BBC menghadirkan James Glassman, yang merupakan US Under Secretary of State, sebagai tamu.

Hard talk merupakan acara diskusi yang ditayangkan di BBC World News dan BBC News channel. Interview didasarkan hasil penelitian mendalam, sehingga pertanyaan yang diajukan dalam acara tersebut cukup kritis. Tujuannya mengungkap hal-hal dibalik isu aktual (BBC, 2008)

Namun dalam acara tersebut, Stephen Sackur, sang pembawa acara, tidak mengangkat back flash dari peristiwa 9/11. Melainkan membahas isu yang terkait reaksi Amerika Serikat pasca tragedi tersebut. Persoalan yang diangkat adalah isu propaganda.

“Apakah Amerika Serikat tengah menjalankan politik propaganda dalam kaitan perang terhadap teroris?”, menjadi pertanyaan besar dalam diskusi tersebut.

Politik propaganda dilakukan bertujuan agar pemerintah Amerika Serikat mendapatkan dukungan, tidak saja dari masyarakat Amerika Serikat, namun masyarakat dunia. Khususnya terhadap tindak tanduk pemerintah Amerika Serikat memberantas teroris, dan invansinya di Irak.

Meskipun keabsahan kebijakan Amerika Serikat di berbagai negara seperti Irak, Afganistan dipertanyakan. Apalagi isu dasar serangan Amerika Serikat ke Irak terkait isu senjata biologi pemusnah massal yang hingga saat ini tidak ditemukan.

Dalam diskusi tersebut Stephen Sackur membeberkan sejumlah kelemahan argumen James Glassman yang mencoba melakukan pembelaan terhadap kebijakan pemerintah G.W. Bush. Dimana beliau menegaskan bahwa perang Irak bukan kebijakan yang keliru, meski mengakibatkan jatuhnya korban sipil serta kekacauan sosial.

Dalam salah satu argumennya James Glassman mengatakan, jatuhnya korban sipil bukanlah sesuatu yang diharapkan. Dan bukan tujuan dari perang itu sendiri. Namun hal tersebut tidak bisa dihindari. Dan James Glassman menyalahkan pihak pemberontak yang menjadikan masyarakat sipil sebagai tameng.

Teknik Propaganda
Namun ada hal yang menarik dari diskusi tersebut. Cara James Glassman mempertahankan statemennya, menurut saya, merupakan teknik yang juga sering digunakan pejabat pemerintah Amerika lainnya dalam menyampaikan pesan yang bersifat persuasif. Kaitannya mencari dukungan terhadap kebijakannya di Irak. Seperti halnya cara penyampaian pesan yang digunakan G. W. Bush maupun Condoleezza Rice.

Metoda demikian menurut saya bagian dari teknik propoganda. Dimana propaganda merupakan pesan yang bertujuan mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sejumlah orang yang banyak. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya (Wikipedia, 2008).

Dan cara penyampaian pesan tersebut menurut hemat saya perlu ditiru oleh para politisi Indonesia. Khususnya mereka yang tengah bersaing memperebutkan kursi kepemimpinan nasional. Barangkali dengan menggunakan teknik propaganda ala Amerika Serikat tersebut mampu mendongkrak popularitas si calon.

Beberkan Data atau Fakta
Dalam beberapa statementnya James Glassman selalu menunjukkan bukti-bukti. Ketika Stephen Sackur mengatakan bahwa tindakan Amerika Serikat di Irak dapat memicu ketidaksimpatikan negara-negara Islam, James Glassman membantah dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak betul. Buktinya sejumlah negara Islam menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat.

Metoda ini adalah cara yang paling efektif memperkuat sebuah pendapat. Karena merupakan syarat diskursus publik dalam dunia modern. “Kebenaran adalah sesuatu yang dapat dibuktikan dengan fakta”, seperti yang berlaku dalam aturan pengetahuan ilmiah. Adanya fakta negara Islam yang mau bekerja sama dengan Amerika seolah dapat menggugurkan pendapat Stephen Sackur tersebut.

Namun fakta yang disajikan melalui data, atau penggalan reportase dapat dengan mudah dimanipulasi. Bahkan sebuah data terbaik sekalipun tidak pernah mampu mengcover realitas secara keseluruhan. Ketika James Glassman menyampaikan fakta negara Arab yang bekerja sama dengan Amerika Serikat, siapa yang tahu kebenaran fakta tersebut dan apa sesungguhnya konteks dari fakta itu sendiri.

Dan yang menjadi pertanyaan, apakah ketika pemimpin sebuah negara menjalin kerjasama dengan Amerika serta merta membuktikan seluruh warga negaranya menyukai negara adidaya tersebut?

Maka sebagai langkah pertama dari teknik propaganda adalah tunjukkan data atau penggalan fakta yang mendukung sebuah pendapat. Seringkali pendengar, apalagi yang bersifat pasif, akan lebih mudah menerima sebuah pernyataan yang didukung bukti-bukti.

Seperti halnya pidato Presiden SBY di depan Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 15 Agustus 2008 yang lalu. Dimana beliau menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik pada saat perekonomian dunia sedang lesu. Indikator ekonomi cukup luar biasa antara lain: angka pengangguran serta kemiskinan turun dan kondisi pangan di Indonesia relatif lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

Statement ini sepenuhnya didukung dengan data. Bahwa di tengah tekanan eksternal yang bertubi-tubi, pemerintahan SBY berhasil menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 6% selama tujuh triwulan berturut-turut. Bahkan produk domestik bruto non-migas tumbuh mendekati 7% pada tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,5% pada 2006 menjadi 6,3% pada 2007 (IRIB, 2008).

Namun ironisnya, apa yang dihadapi masyarakat berbeda gambaran pada isi pidato tersebut. Bahan pangan harganya merangkak naik. Banyak anggota masyarakat miskin mengalami gizi buruk. Pengangguran masih merajalela.

Kaitkan dengan Nilai-Nilai Universal
Ketika Stephen Sackur mempertanyakan mengapa tentara Amerika tetap bertahan di Irak meskipun opsi awal penyerangan Irak tidak terpenuhi, James Glassman menjawab dengan menggunakan teknik propaganda lainnya. Yakni mengaitkan dengan nilai-nilai universal.

Maka ia menjawab, bahwa hal tersebut dilakukan karena pemerintah Amerika Serikat ingin mendukung upaya rakyat Irak mewujudkan demokrasi. Serta bertujuan menciptakan pemerintahan Irak yang lebih baik dan demokratis.

James Glassman memilih demokrasi sebagai hal-hal yang universal sekaligus tameng mendukung pernyataannya. Seolah tanpa invansi maka rakyat Irak akan terus hidup dibawah pemerintah otoriter.

Tentu tidak ada alasan buat Amerika Serikat menguasai negara lain dengan dalih apapun. Dan tentunya masih banyak cara lain mewujudkannya tanpa harus mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Namun cara James Glassman mempertahankan pendapatnya layak ditiru.

Teknik ini efektif menggugah perasaan dan emosi pendengar dan memberikan efek positif terhadap sebuah pesan. Karena kata-kata seperti demokrasi, hak asasi manusia, cinta kasih, kemanusiaan secara kognitif memiliki valensi positif dan mampu mendatangkan suasana perasaan sentimentil.

Dan kandidat presiden Indonesia layak meniru teknik ini. Misalnya dengan mengatakan “ bahwa program ini bertujuan mensejahterakan Anda semua”, “ini saya lakukan atas nama kemanusiaan”

Salahkan Pihak Lain
Ketika semakin terpojok maka James Glassman mengatakan bahwa buruknya citra Amerika Serikat secara global, khususnya di mata umat Islam terkait dengan usaha propaganda dari pihak-pihak tertentu. Banyak televisi maupun pihak-pihak yang menampilkan korban-korban dari tentara Amerika Serikat secara dramatis. Namun korban-korban di pihak Amerika tidak ditampilkan secara berimbang.

Pihak-pihak yang tidak mendukung aksi Amerika di Irak sesungguhnya tidak memahami apa yang menjadi akar persoalan yang terjadi di wilayah tersebut. Bahwa apa yang tengah dijalankan pemerintah adalah sesuatu yang baik.

Seolah beliau hendak mengatakan bahwa informasi dari pemerintah Amerika Serikat adalah yang tepat dan akurat. Sedangkan dari sumber lain, khususnya yang bersifat negatif, tidak tepat. Meskipun pemerintah Amerika Serikat memiliki lembaga proganda semacam USIA. Bertugas menyampaikan informasi yang terdistorsi bagi kepentingan pemerintah.

Bagi para calon presiden RI, metoda ini layak digunakan untuk manipulasi massa. Misalnya dengan mengatakan bahwa “banyak orang yang berusaha menjatuhkan reputasi saya, hal ini karena mereka ingin menutupi kesalahan mereka”. Atau “ Banyak orang yang tidak mengetahui apa yang selama ini saya lakukan”. Sehingga segala informasi tepat hanya berasal dari padanya.

Melalui ketiga metoda di atas, seorang penyampai pesan dapat melakukan propagada secara efektif untuk dapatkan dukungan dari khalayak luas. Pesan yang disampaikan tidak saja menggungah secara kognitif melainkan juga secara emosional. Serta mematahkan kredibilitas sumber lain dapat menyampaikan pesan yang kontradiktif.

Dan tips-tips ini layak digunakan para calon presiden RI yang akan bersaing di tahun 2009 mendatang. Massa perlu dimanipulasi. Apalagi jika si calon sesungguhnya tidak memiliki visi atau program yang jelas. Maka teknik-teknik manipulasi massa ala Pemerintah Amerika Serikat ini layak digunakan.