Monday 30 March 2009

E-LEARNING MENULIS BUKU DENGAN CARA MUDAH


Menulis buku pada dasarnya tidak sulit. Asalkan Anda memiliki pengetahuan dan pengalaman yang orang lain tidak miliki. Dan pada dasarnya setiap orang memiliki keunikan yang bisa ia abadikan menjadi sebuah buku yang bisa dinikmati orang lain. Hanya saja tidak banyak orang mengetahui bagaimana cara menulis buku.

Namun saya harus jujur mengatakan bahwa setiap orang demikian Anda dapat menulis buku, dan mendapatkan kesempatan untuk diterbitkan oleh penerbit.

Tentu kemudian Anda bertanya, ”bagamana caranya?”

Untuk mengetahuinya ikutilah program e-learning for book writer . Dimana saya akan menbagikan bagaimana cara saya bisa membuat 6 buku hanya dalam waktu 4 bulan dan laris di pasaran. Dengan materi:

Minggu 1. Pendahuluan
Minggu 2. Menulis tidak lagi menakutkan (1)
Minggu 3. Menulis tidak lagi menakutkan (2)
Minggu 4. Kemas Tulisan Anda
Minggu 5. Mengapa Anda bisa Menulis buku?
Minggu 6. Menyusun Proyek Pembuatan Buku
Minggu 7. Menyusun materi penulisan
Minggu 8. Membuat Buku & Pahami logika penerbit


Materi akan dikirimkan setiap minggu, yang terdiri dari , powerpoint, bahan bacaan, dan tugas. Dan selama berlangsungnya e-learning, Anda dapat berkorespodensi dengan saya. Atau bertemu secara langsung bisa di Kantor Pusat Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, Gd C. Lt. 3 (tapi terlebih dahulu melakukan perjanjian).

E-learning terbagai atas 2 tahap minggu Tahap1 : 1 s/d 4 (bulan pertama) dan tahan 2: minggu 4 s./d 8: (bulan kedua), dengan biaya:

1. Pengiriman materi via email: Rp. 200.000/bulan (untuk materi pengajaran, koreksi tugas) (prospektus ke penerbit )
2. Pengiriman materi via pos dalam bentuk CD dan hard copy: Rp. 400.000/minggu (untuk materi pengajaran, koreksi tugas, dan buku bahan bacaan) (prospektus ke penerbit )

Setelah tahap pertama , Anda bisa memutuskan untuk melanjutkan atau tidak. Atau jika ingin belajar sendiri dengan membeli CD harga Rp. 200.000 (tanpa bahan bacaan, koreksi tugas dan prospektus ke penerbit).

Jika berminat silahkan menghubungi saya di no. 085925077652 (Hendra Sipayung) atau melalu email hendra_has@deptan.go.id

Monday 23 March 2009

BANJIR PONDOK DUTA, NUR MAHMUDI DAN KEPEKAAN PEMERINTAH


Pada tanggal 22 Maret 2009 kemarin Depok diguyur hujan deras dan disertai petir selama lebih dari 1 jam. Otomatis komplek perumahanku di daerah Pondok Duta Cimanggis terkena banjir, yang memang langganan setiap kali turun hujan deras. Berdasarkan pengalamanku tinggal di kompleks tersebut kurang dari 2 tahun, biasanya air luapan dari got tersebut hanya mengaliri jalan dan tidak pernah masuk ke dalam .

Namun minggu kemarin berbeda. Hujannya sangat deras dan berlangsung agak lama, sehingga menimbulkan banjir yang lumayan besar hingga masuk ke dalam rumah.

Beruntung rumahku agak tinggi sehingga tidak terlalu banyak air yang masuk ke rumah. Tapi yang tragis adalah para tetangga yang bangunannya lebih rendah, dimana airnya masuk rumah bahkan hingga setinggi betis.

Warga di kompleks perumahanku demikian juga kami (Aku, Bapak dan Sepupu) sibuk menyelamat barang-barang. Kami memindahkah barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.

Terutama barang-barang elektronik yang rentan rusak kalau terkena air. Untunglah banjir itu tidak terlalu lama sekitar jam 5-an sore banjirpun surut setelah hujan reda begitu mengguyur kurang lebih 2 jam.

Tapi kondisi membuat saya sedikti cemas, bagaimana nanti ketika banjir berkala yang biasanya terjadi 5 tahunan. Apakah banjir yang sama juga bakal melanda tempat tinggalku atau bahkan lebih parah.

Bagaimana Bisa Banjir
Namun ada sedikit pertanyaan dalam pikiranku tentang asal muasal banjir. Bahwa Depok bukan daerah Jakarta Utara atau daerah Jakarta lainnya yang dekat dengan laut. Yang ketika hujan deras dan Bogor mengirimkan air ke Jakarta, sungaipun meluap, yang nota bene pada saat kondisi normal permukaannya dekat dengan permukaan jalan, rumah atau tempat tinggal.

Jadi ketika sungai meluber otomatis akan menimbulkan banjir. Apalagi jika air sungai tersebut ikut terhambat dengan naiknya air laut. Maka lengkaplah penderitaan masyarakat Jakarta yang tinggal dekat dengan laut.

Tapi bagaimana dengan Depok. Kalau aku melihat dalamnya sungai Ciliwung yang permukaannya bisa sampai puluhan meter dari jembatan di Jalan Baru, tentu tidak mungkin banjir di Pondok Duta diakibatkan sungai yang meluber.

So jadi darimana asal air tersebut? Tentu aneh bin ajaib.

Tapi kalau sejenak melihat got di daerah Pondok Duta dan sekitar rasanya wajar Podok Duta sering kebanjiran.

Gotnya tidak mengalir dan dipenuhi sampah. Belum lagi tata air di Pondok Duta tidak baik. Sehingga ketika volume air di got meningkat sulit dibayangkan akan mengalir kemana. Karena salurannya sangat kecil.

Begitu juga di daerah Mutiara Duta yang dekat dengan got besar menuju Danau. Tidak tahu apa sebabnya daerah ini menjadi daerah terparah terkena banjir.

Kadang pada waktu terjadi hujan deras yang singkat Kompleks Mutiara telah banjir meskipun Pondok Duta tidak. Padahal dengan masuk ke danau berapapun volume air yang masuk ke got akan dapat tertampung.

Apakah banjir di kawasan Ponduk Duta, Mutiara atau di daerah Depok lainnya tidak dapat diatasi?

Jika Negara Belanda bisa membuat bendungan raksasa agar daratannya yang lebih rendah dari laut tidak terendam air. Apalagi banjir, yang terjadi seringkali karena ulah manusia.

Apakah karena tidak menjaga got atau membangun bangunan di daerah resapan air.

Hanya untuk kasus di Depok pemerintah, selaku pelayan masyarakat sering terlihat pasrah. Bagi Pemda lebih mudah membangun Mall di Depok dibandingkan membangun saluran air yang baik dan teknologi penangkal banjir.

Mungkin karena yang pertama bisa menambah kocek Pemerintah daerah baik dari sisi PAD atau “personal”. Sedangkan yang kedua “ Apa untungnya, malah menghabiskan pendapatan daerah”.

Barangkali ini menyangkut juga kepekaan pemerintah. Buktinya setiap pagi mobil mewah Walikota Depok Nur Mahmudi harus melewati jalan-jalan Pondok Duta yang rusak akibat banjir.

Dan bukan tidak mungkin ia harus menyaksikan bagaimana kompleks perumahan di kawasan Pondok Duta atau Mutiara terendam banjir.

Karena ia tinggal dekat dengan kompleks tersebut. Apakah ia tidak pasang mata dan telinga. Sehingga meskipun dekat dengan kediaman sang penguasa Depok kasus banjir di Pondok Duta, Mutiara atau kompleks perumahan dikawasan RTM dan Pelni harus terus-terusan terkena banjir. Saya tidak tahu apa yang ada dibenaknya.

Namun begitulah barangkali kenyataan dari para pemimpin di negara ini. Ada yang mengklaim dirinya bersih, jujur, pintar, anti korupsi, dsb....Tapi ko persoalan remeh kok menjadi rumit sehingga tidak bisa diselesaikan.

Seperti banjir, jalan rusak, banyak masyarakat yang tidak punya rumah.

Tapi masalah simpel menjadi rumit. “ Kader partai Republik menyatakan Golkar bakal turun suarannya yang membuat orang nomor 1 mengeluarkan statement”. “ Atau walikota Depok yang sibuk mengurusi aklak pengawainya”.

Monday 2 March 2009

SETIAP ORANG BERHAK MENULIS BUKU

Apa yang saya ketahui terbatas, dan saya bukan seorang yang jenius ataupun akademisi brilian. Namun saya bisa menerbit 3 buku dalam waktu 4 bulan dan sedang mempersiapkan 6 naskah lagi. Maka jika saya bisa Andapun bisa.

Banyak orang berpikiran bahwa buku hanya bisa ditulis mereka yang ahli. Artinya buku tentang psikologi ditulis oleh para pakar psikiatri. Atau buku tentang pertanian ditulis oleh para peneliti agronomi.

Namun menurut saya pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bahkan kebanyakan buku bukanlah ditulis orang yang paling ahli dibidangnya, melainkan orang yang hanya tahu sedikit namun mau membagikannya.

Suatu ketika seorang peneliti memberikan komentar pada saya bahwa kebanyakan buku tentang bidang yang ia kuasai umumnya dangkal. Dan ditulis oleh mereka yang sebenarnya bukan ahli dibidangnya.

Dan memang nyatanya demikian. Banyak buku-buku psikologi praktis ditulis oleh penulis-penulis muda dan hanya didasarkan pengalamannya.

Apakah salah seorang yang dangkal pengetahuan menulis buku? Tidak, nyatanya buku yang ditulis orang-orang yang kadang bukan seorang pakar, atau hanya sekedar praktisi laku di terima oleh penerbit dan laku pasaran.

Artinya banyak orang yang menganggap buku tersebut bermafaat sehingga rela merogoh kocek mendapatkan buku tersebut.

Jika demikian siapakah saja diperkenankan membuat buku? Tentunya siapa saja.

Mengapa demikian?

Apa yang bisa dibagikan
Untuk menjelaskannya lebih lanjut saya akan memberikan penjelasan apa fungsi buku itu bagi pembaca.

Buku adalah sumber kesenangan dan pengetahuan bagi pembacanya. Jika isinya tidak menyenangkan dan memuaskan rasa ingin tahu pembaca maka buku itu tidak akan dibaca.

Dan apa yang menyenangkan bagi pembaca tentunya hal-hal yang baru, spektakuler, hal yang menakutkan, membuat tertawa. Atau hal-hal yang bisa merubah suasana perasaan bagi pembaca dan memberikan sebuah pengalaman emosional tertentu.

Setiap kita memiliki pengalaman hidup yang tidak dialami orang lain. Misalnya anda pernah pergi ke Bali. Anda pernah melihat sebuah bencana mengerikan. Atau anda pernah merasakan sakit hati.

Pengalaman ini mungkin bagi Anda biasa-biasa saja, namun bagi orang yang belum pernah mengalaminya tentunya menimbulkan rasa ingin tahu. Sehingga pengalaman anda tersebut menjadi bernilai bagi mereka.

Sehingga tidak heran sebuah buku bertanjuk pengalaman seorang penulis berjalan-jalan mengelilingi dunia laris manis di pasaran. Karena banyak orang yang ingin tahu tentang rasa jalan-jalan ke tempat-tempat yang asing baginya.

Buku-buku yang bersumber dari pengalaman bisa dituliskan dalam bentuk tulisan semacam bio-grafi namun juga bisa dalam bentuk novel atau cerita.

Namun kehebatan seorang penulis tidak hanya terletak pada seberapa unik pengalaman yang dimilikinya. Tapi juga bagaimana ia mengemas kisah tersebut menjadi begitu menggugah.

Misalnya seorang ibu rumah tangga yang ingin menuliskan pengalamannya merawat si kecil berumur 3 tahun. Jika ia menjelaskan secara datar, bahwa ia setiap hari memberi makan jam sekian, memandikannya dengan air hangat dsb...dsb..mungkin tidak terlalu menarik.

Tapi jika si penulis bisa mengeksplorasi bagaimana pusingnya ia ketika si kecil menjatuhkan sabun dan kemudian membuat terpleset, maka ceritanya menjadi menarik.

Atau bagaimana si kecil tiba-tiba memberi cium tanda terima kasih pada ibunya setelah memandikannya. Artinya ada termuat hal-hal yang kompleks dan tidak lazim di dalamnya.

Kemudian terkait dengan pengetahuan, banyak hal bisa Anda bagikan dalam sebuah buku. Karena apa yang Anda ketahui, walaupun tidak terlalu mendalam, tapi tidak diketahui kebanyakan orang.

Misalnya Anda ingin membagikan bagaimana cara Anda belajar mengetik 10 jari di komputer. Tentu bagi ahli komputer buku Anda adalah buku kacangan alias tidak bermutu. Namun bagi mereka yang baru belajar komputer buku Anda sangat bernilai.

Saya menulis buku “ Koi for Beginner”, tentang bagaimana cara mengatasi kendala memelihara koi pada awal pemeliharaan. Buku ini saya dasarkan pada pengalaman saya belajar memelihara ikan koi.

Mungkin bagi para pakar koi buku ini adalah buku yang cocok menjadi bahan bacaannya, namun bagi kebanyakan orang buku ini menjadi pandungan yang sangat membantu. Karena ditulis dengan sederhana dan kendala yang disampaikan adalah yang dialami para pemula pemelihara koi.

Bahkan kebanyakan buku yang membagikan tentang pengetahuan atau kiat-kiat praktis, ditulis berdasarkan pengalaman. Seperti buku kita bertanam Rami yang ditulis seorang Ibu Rumah Tangga, yang kebetulan memilik usaha sampingan menjadi pengumpul produksi rami. Atau buku tentang merawat anjing bukannya ditulis seorang pakar binatang melainkan seorang hobis.

Saatnya untuk Memulai
Jadi sipapun pada dasarnya bisa menulis buku. Selama ia merasa memiliki pengalaman unik yang bisa dibagikan. Atau pengetahuan, walaupaun sedikit, namun bermanfaat bagi orang lain.

Oleh sebab itu rasanya tidak perlu iri melihat orang-orang yang bisa memampangkan karyanya di toko-toko buku ternama. Karena siapapun bisa memperoleh kesempatan demikian. Jadi mulailah menulis.

Bagi rekan-rekan yang ingin berkonsultasi tentang penulisan buku silahkan klik [konsultasimenulis]