Sunday, 2 November 2008

MUNCULKAN DIRI KANAK-KANAK DALAM DIRI ANDA

Setiap orang pada dasarnya memiliki sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Pada saat-saat tertentu orang dewasapun suka bertindak konyol. Apakah itu berteriak, bernyanyi dengan sesuka hati di kamar mandi. Saat tertimpa masalah yang berat banyak juga orang dewasa yang kemudian tersedu-sedu layaknya seorang anak kecil. Menurut Eric Barne, seorang psikolog yang terkenal dengan analisis transaksionalnya bahwa dalam diri setiap orang terdapat si manusia kecil, yakni dirinya ketika baru berusia tiga tahun . Dan sisi kepribadian ini akan dibawa dan sewaktu-waktu akan memunculkan dirinya.

Namun sisi kekanak-kanak inilah yang merupakan sumber kesenangan dan kegembiraan bagi diri kita. Lihat saja seorang anak kecil bebas bermain dengan gembira bersama teman-temannya. Atau kita bisa mengingat kembali kenangan kita sewaktu kecil. Sebagian besar adalah menyenangkan bukan? .

Sifat kekanak-kanakan ditandai dengan tidak adanya hambatan antara emosi, imajinasi dengan ekspresi. Saat seorang anak kecil sedih maka ia akan menangis, jika senang maka ia akan tertawa lepas. Saat dalam pikirannya ia membayangkan seorang megaloman maka ia bertingkah laku layak super hero tersebut. Dan semuanya menghasilkan kesenangan.

Bermain adalah sumber kesenangan, dimana seorang anak kecil bebas mengekspresikan dirinya. Ia belum mengenal banyak aturan sehingga bebas melakukan banyak hal, berteriak, bekejar-kejaran dengan teman. Mempertanyakan segala sesuatu dan ingin mengetahui banyak hal dan ketika bisa mengetahui hal-hal baru yang dirasakan tak lain adalah kesenangan.

Menurut saya orang-orang yang nyentrik. Orang yang suka bertindak aneh-aneh adalah orang yang paling bahagia. Pertama karena orang-orang yang bebas mengekspresikan diri seperti apa yang diperintahkan pikirannya. Ia tidak mau pusing dengan apa pikiran orang. Bukankah kebanyakan kita di masa kini menghadapi kecemasan dari sebuah ancaman yang sesungguhnya tidak nyata, yakni menjadi omongan orang. Bahkan konon seorang ibu sanggup membunuh anaknya sendiri karena takut menjadi gunjingan orang.

Disamping itu orang nyentrik membiarkan dirinya menikmati berbagai pengalaman baru. Apakah itu dari pengalaman baru mengenakan baju model aneh, melakukan aktivitas yang tidak lazim. Bukankah pengalaman baru merupakan hal-hal yang menyenangkan selama ia tidak menimbulkan bahaya. Pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang baru atau melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan, seperti menari makarena, barangkali bakal menjadi pengalaman menyenangkan yang akan kita ingat selamanya. Dan orang yang nyentik adalah orang yang membiarkan sifat kekanak-kanakannya menguasai dirinya.

Intinya masa kanak-kanak adalah masa yang sangat menyenangkan. Banyak orang yang jika bisa memilih ingin kembali kepada masa kanak-kanak. Namun bukan berarti masa kanak-kanak itu tidak bisa kita hadirkan kembali. Kita bisa menghadirkannya dengan sesekali melakukan hal-hal yang nyeleneh. Melepaskan diri dari hal yang dianggap kebanyakan orang tingkah laku yang dewasa. Kita bisa bergoyang dengan bebas di kamar kita sediri. Menggambar sesuatu yang tidak jelas wujudnya di atas kertas. Atau bernyanyi sembarangan di kamar mandi dengan lagu-lagu yang tidak jelas.

Apa yang kita lakukan dalam situasi demikian adalah mencoba mengembangkan imajinasi kita, melakukan hal-hal baru, meski agak bertolak belakang dengan prilaku umum, namun syaratnya tidak mengganggu orang lain. Maka kita bisa mengembalikan masa kanak-kanak kita dan kemudian menikmati kesenangan dari padanya.

Sulit Menjadi Anak-anak?
Tentunya kiat adakalanya tidak mudah dilakukan setiap orang. Khususnya buat mereka yang pernah mengalami trauma masa kecil. Mungkin karena mengalami kekerasan masa kecil. Sehingga ketika mencoba membayangkan dirinya ketika kecil malah menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.

Namun bukan berarti ia tidak bisa menghadirkan sisi kekanak-kanakan. Karena setiap orang memiliki sisi kekanak-kanakan murni, yakni sisi kepribadian yang ingin melakukan hal-hal yang bersifat impulsif, kreatif dan mencoba hal-hal yang konyol, nyeleneh. Syaratnya adalah dengan mengendalikan sifat defensif maupun kecemasan dalam diri untuk melakukan peran tersebut.

Atau dengan memperhatikan tingkah laku seorang anak kecil. Dan coba memahami apa yang dilakukan dan ia rasakannya. Menurut saya tentunya tidak sulit untuk meniru tingkah laku seorang anak kecil.

Disamping itu setiap orang dewasa dituntut bertingkah laku rasional dan sepenuhnya sesuai norma-norma tingkah laku. Sehingga kebanyakan orang kehilangan kemampuannya untuk bertindak ekspresif, atau melakukan hal-hal yang melampau hal yang dianggap lazim. Karena segala sesuatu yang ingin ditampilkan secara publik harus dievaluasi dulu, jangan-jangan tampak aneh.

Mereka cenderung akan mengganggap bahwa bertindak demikian adalah sebuah kebodohan. Bertindak kekanak-kenakan adalah hal yang memalukan. Sehingga banyak orang tua, khususnya kaum pria, yang berusaha untuk tidak menangis ketika menghadapi tekanan. Menurut anggapan mereka menangis adalah perilaku tidak dewasa.

Padahal menangis adalah salah satu sarana untuk meredakan ketegangan. Ironisnya untuk mengatasi tegangannya yang dihadapinya malah seorang pria malah memilih untuk melakukan pelarian pada hal-hal yang destruktif seperti mengkonsumsi minuman keras ataupun rokok. Dan dampak jelas hal ini mengakibatkan mengapa pria lebih mudah terkena penyakit yang diakibatkan stress maupun tekanan mental dari pada seorang wanita. Karena wanita lebih mudah menanggis.

Mulailah Menjadi Anak-anak
Oleh sebab itu tidak ada salahnya mencoba untuk sejenak kembali menjadi anak-anak. Cara adalah cukup dengan berimajinasi dan bermain.

Sekarang mulailah dengan membayangkan ketika diri Anda masih kecil. Permainan apa yang yang cukup menyenangkan Anda pada masa itu. Rudi mengingat bahwa masa kecilnya ia suka bermain air. Dan pengalam yang sangat menyenangkannya adalah ketika ia berendam di ember. Maka Rudipun dapat mencoba mengulang kembali memori kesenangannya masa kecil tersebut. Karena tidak mungkin ia berendam di ember karena badannya tidak lagi kecil seperti dulu. Maka ia menganti ember dengan kolam karet. Dan saat berendam ia pun melakukan hal-hal seperti ketika ia kecil. Apakah dengan bermain-main bola atau boneka bebek. Dengan sesekali mengambur-hamburkan.

Tentu Andapun memiliki pengalaman yang sama. Cukup mengulang kembali dengan sedikit modifikasi agar sesuai dengan kondisi fisik Anda. Dan setelah itu bersenang-senanglah. Maka anda akan mendapatkan kesenangan dari betapa bebasnya Anda berekspresi dan menghadirkan kembali kenangan masa lalu. Anda bisa memilih bermain layangan, main mobil-mobilan, membangun rumah-rumahan dsb.

Konon otak manusia tidak hanya menyimpan sebuah peristiwa juga perasaan yang kita alami terhadap peristiwa tersebut. Jadi jika kita mengulang kembali hal-hal yang berhubungan dengan perisitwa yang menyenangkan maka kita juga akan kembali merasakan kesenangannya yang sama. Bahwa ingatan kita terhadap peristiwa-peristiwa yang diamali bersama menghadirkan kembali pula perasaan yang dulu pernah kita hayati.

Jikalaupun Anda tidak lupa dengan pengalaman masa kecil Anda (jika terjadi). Maka cobalah melakukan permainan seperti yang dilakukan seorang anak kecil. Mungkin Anda merasa tidak nyaman ketika melakukan karena sebagian dari diri Anda masih merasa hal tersebut konyol. Intinya lepaskanlah kekhawatiran terhadap pikiran yang negatif, apakah tindakan itu konyol, membuat berantakan, mengganggu orang lain, dsb..dsb. Cobalah lakukan seolah segala peraturan dalam diri Anda sementara tidak berlaku. Bahwa Anda ingin melakukan sesuatu secara bebas untuk diri Anda sendiri. Setelah itu mulailah bermain.

Untuk langkah awalnya Anda bisa melakukan permainan yang tidak terlalu ekstrim. Misalnya bejoget secara bebas mengiringi sebuah lagu, melukis gambar-gambar asal, bermain boneka dsbnya. Biarkan Anda bebas mengekspresikan diri anda dan melepaskan dorongan dari dalam diri Anda lepas dari kekangan pikiran rasional Anda. Pada saat melakukan hal tersebut biarkan Anda mengikuti gerak imajinasi dan keinginan tiba-tiba Anda. Tidak usah pikirkan apakah tindakan tersebut benar atau tidak. Intinya bermain dan nikmati kekonyolan Anda dan biarkan diri Anda mendapatkan kesenangan.

Hal yang Perlu Anda Ingat
Tentu meskipun Anda bisa memilih permainan apa saja, namun tentu tidak untuk bermainan yang membahayakan diri Anda maupun orang lain. Malah dengan melakukan hal-hal yang dapat menganggu orang lain, ketika Anda mulai bermain dan ternyata ada orang lain yang protes, malah akan membangkitkan sifat difensif dalam diri Anda untuk melakukan hal-hal yang nyeleneh.

Kedua mulailah lakukan permainan sendiri atau melibatkan orang yang tahu apa sedang Anda lakukan. Khawatirnya jika anda melakukannya di depan orang maka Anda akan dianggap kurang waras. Apalagi jika anda coba melakukannya di kantor, jika kemudian Anda dinilai sudah tidak sehat pikirannya tertunya akan membahayakan karir Anda. Kecuali Anda cukup cuek dengan pandangan orang lain dan Anda melakukannya untuk diri Anda sendiri.

Namun diluar hal tersebut anda dapat melakukannya secara bebas kapanpun Anda suka. Dan anda bakal menikmati sebuah kesenangan layaknya apa yang anda rasakan ketika anda masih kecil.

No comments: