Wednesday, 16 April 2008

BINCANG-BINCANG, ISTRI SIMPANAN BULE DAN KISAH SERAM


Si supir taksi bertubuh tambun dan kalau dilihat dari samping terlihat agak sangar dan membuatku sempat beranggapan buruk dengan si supir taksi. Kami naik taksi dari Tebet (dari rumah kakak Desi) ke Cilandak, mengantar Bb (sekarang istriku), setelah itu lanjut ke Kelapa Dua. Entah kenapa, aku sempat berpikir untuk turun di Cilandak dengan Bb kemudian naik taksi lain melanjutkan perjalanan sampai ke kelapa dua. Tapi setelah sampai di Cilandak aku mengurungkan niatku. Setelah Bb turun, aku melanjutkan perjalanan.

Suasana sempat hening hingga kami sampai disimpang Ragunan dimana si supir gendut kemudian menanyakan, apakah akan lewat Ciganjur atau Jagakarsa. Dan aku menyarankan lewat Jagakarsa tapi karena kulihat raut wajahnya sedikit kurang yakin. Maka kemudian aku menanyakan apakah dia paham lewat jalan tersebut.

”Wah, pak, kurang yakin saya”, jawabnya demikian.

”Ya, sudah lewat jalan yang Bapak ngerti saja”, kataku kemudian.

” Kita lewat Ciganjur saja, ya, pak, karena saya biasa mengantarkan penumpang langganan saya lewat situ, terus lewat PPD, nanti tembusnya ke daerah Pancasila”, katanya.

” Oh, sering ke situ, ya?

”Ya, saya sering ngantar orang bule, di situ banyak istri simpanan bule-bule”
jawabnya.

” Banyak orang bule yang punya istri simpanan di situ?”, tanyaku.

“ Banyak, mas! setiap mau kemari mereka selalu minta saya untuk mengantar”.

Kisah tentang istri simpanan menjadi kisah yang menggugah rasa ingin tahuku dan menghidupkan pembicaraan di antara kami. Karena aku tertarik mendengar lebih lagi tentang istri simpanan bule-bule itu.

Iapun menceritakan lagi tentang istri simpanan bule. Dan orang-orang asing yang biasa ia antar adalah orang Belanda, orang Belgia, Australia dan Filipina, semuanya bekerja di kedutaan.

Namun saat aku menanyakan apakah istri simpanan si bule-bule cakep-cakep. Tiba-tiba saja tubuh tambunnya bergetar dan kemudian terdengar suara cekikikan.

“Waduh, mas, kalau saya ditawarain, mau aja asal mata saya dimeremi”

“Lho, kenapa?”
, tanyaku

Wah, orang wajahnya satu tingkat di bawah pembokatku”.

“ Tapi ko, si bule mau?”, tanyaku kemudian.

“ Ya, begitu mas, karena si bule lebih suka cari cewek yang kulitnya agak sawo matang, kalau yang putih, mah, di negaranya banyak. Cari yang jelek biar nggak macam-macam kali, kalau cantikkan, jangan-jangan sering dipake orang. Tapi memang mereka itu nggak cari cantik tapi pelayanannya, biar jelek tapi di suruh “maen” gaya apapun mau”.

Mendengar cerita si supir taksi itu aku menjadi tersenyum geli. Sambil berguman dalam hati, “ Namanya cowok, untuk urusan yang satu itu agak sulit dikontrol, kalau tidak terpuaskan bikin kepala puyeng”.

Dan pembicaraan kami terus mengalir. Sampai kemudian aku bertanya tentang pengalaman ekstrim yang pernah dialaminya selama membawa taksi.

“ Waduh, banyak mas, apalagi kita kan sering dapat bagian malam. Kadang dapat penumpang yang mabuk, atau perek dengan pasangan kencannya. Kalau yang mabuk, asal tidak menyusahkan tetap saya antar ke tujuan, tapi kalau rada-rada resek, saya turunin aja, daripada saya yang susah. Dan untuk yang lagi kencan, pernah ada kejadian, si laki-laki gelagatnya mulai makin aneh, dan mesra-mesraannya dengan si perek semakin hot dan arah-arahnya udah mulai lepas kontrol. Desahan mereka udah seperti mau bersetubuh. Karena merasa nggak nyaman, taksi saya stop, mereka saya turunkan. Mereka sempat protes. Saya bilang aja, kalau mau gituan di hotel aja”, demikian ia ceritakan.

Kemudian aku menanyakan pengalamannya yang lain. Iapun menceritakan pengalamannya membawa penumpang stress dan sedikit kurang waras.

” Ada juga mas, seorang pria, naik dari kalibata dan minta di antar ke rumahnya di daerah Jakarta Pusat, tapi sebelumnya, ia minta dibawa dulu ke Bogor, balik ke Jakarta dan mutar-mutar di Jakarta. Pertama saya ragu, benar gak permintaan si penumpang ini, jangan-jangan nanti nggak dibayar, atau malah mau bertindak jahat. Begitu saya meyakinkan lagi soal permintaan mutar-mutar itu. Malah dia marah, dia bilang, apa Bapak tidak percaya, saya anak dokter RS Cipto dan uang saya banyak, sambil dia menunjukkan tumpukan uang 100 ribuan di dompetnya. Karena saya jadi sedikit yakin maka sayapun menuruti permintaan si penumpang aneh. Dan kami menghabiskan waktu sore sampai malam keliling Bogor dan Jakarta, sampai argo mati karena sudah melewati limit Rp 600.000,-. Akhirnya saya mengantarkan ke rumahnya dimana orang tuanya sudah menunggu dan kemudian malah minta maaf pada saya. Maaf ya, pak, kata ayahnya, anak saya agak stress, jadi agak menyusahkan Bapak. Enggak ko, jawabku mesem-mesem. Dan hari itu aku mendapatkan Rp 900.000, wah itu sama saja dengan setoran untuk seminggu. Untung saja dia bukan orang jahat, tapi orang stress, dan orang stress yang baik”.

Namun pengalaman yang paling ekstrim, menurutnya adalah pas tanpa sadar membawa mayat dari rumah sakit di kebun jeruk tengah malam. Demikian ia ceritakan

Waktu itu saya akan menaikkan penumpang dari rumah sakit malam dini hari sekitar jam 12-an menjelang jam satuan, mereka bertiga, satu cewek dua cowok tapi salah satu dari mereka di tuntun, seperti orang tidur. Saya tidak punya pikiran apapun pas waktu itu. Si cewek duduk di depan dan dua orang cowok duduk di belakang. Selama perjalanan saya sering memperhatikan penumpang yang tertidur itu dari spion, dia dipakaikan topi dan kaca mata hitam. Kok, tidak bergerak sama sekali, kalau ada lonjakan tubuhnya bergoncang tapi tidak ada respon, atau terbangunlah setidaknya. Dan selalu setiap tubuhnya tergeser kawannya yang satu lagi mengatur kembali posisi badannya. Tapi saya semakin curiga ketika si cewek yang duduk disebelah saya, selalu meneteskan air mata, dan sesekali menangis agak hebat yang membuat konsentrasi saya agak terganggu. Dan sebuah lonjakan yang agak keras membuat tubuh cowok aneh itu terjatuh dan plok, jatuh begitu saja sampai badannya terselonjor ke depan, dan temannya dengan segera dan terlihat agak panik segera menarik badannnya kembali. Dan tangis si cewek semakin keras melihat sosok tubuh si cowok aneh tiba-tiba muncul disebelahnya. Saya merasa ada yang aneh, dan saya menghentikan taksi dan minta konfirmasi. Saya bilang, sebenarnya ini ada apa? Maaf, pak, jawab mereka, sebenarnya saudara kami ini sudah meninggal. Wah, bapak cari masalah sama saya, gimana nanti kalau ada polisi, saya bisa ditangkap karena membawa mayat, jawab saya. Bagaimana, ya, pak, kalau kami pakai ambulan kami harus bayar 2 juta sedangkan kami hanya ada duit 800 ribu kata si cewek di depan, kata mereka. Tolonglah kami pak, kami hanya pedagang kecil, masa Bapak tega meninggalkan kami di jalan. Akhirnya karena nggak tegaan akhirnya saya antar mereka, pas mereka bayar, saya kasih sedikit uang sebagai bantuan buat mereka. Tapi sejak saat itu saya tidak lagi mau narik tengah malam, agak trauma”.

Luar biasa pengalaman si supir taksi, melalui pekerjaannya menbawa taksi setiap hari, ia bisa mendapat pengalaman yang jarang di alami orang-orang kebanyakan. Membawa orang bule dengan istri simpanannya, mengantar orang stress keliling-keliling Bogor-Jakarta sampai membawa orang mati. Ia juga pernah sempat tanpa sadar membawa penumpang seorang gembong pengedar ekstasi. Setelah mengantar si penumpang dan sesaat sehabis meninggalkan gang rumahnya, tidak lama kemudian terdengar suara tembakan. Awalnya tidak menyadari kejadian apa itu, tapi setelah melihat berita televisi, baru ia sadari bahwa penumpangnya itu adalah seorang gembong narkoba dan mengalami penyergapan oleh polisi malam itu dan sempat terjadi melakukan perlawanan, sehingga terjadi baku tembak tapi akhirnya ia bisa dilumpuhkan. Dan ia bisa melihat wajahnya si penjahat diperlihatkan pada acara tersebut dan tentu ia mengenalinya.

Setelah lama asik ngobrol dengan si supir taksi, akhirnya akupun sampai di depan rumah. Aku membayar argo dengan melebihkan sedikit, tips buat ceritanya yang menarik. Namun pengalaman berbincang-bincang dengan si supir taksi membuatku belajar banyak hal, yakni:

Pertama, kadang penilaianku terhadap seseorang pada awal tatap muka sering keliru. Aku sering menganggapan seseorang itu tidak baik atau kurang simpatik hanya karena wajahnya yang sangar atau kulitnya yang hitam. Dari pengalamanku bertemu dengan si supir taksi, wajah sangarnya ternyata tidak menunjukkan bahwa ia seorang yang tidak baik. Saat mulai berbicara dengannya aku menyadari bahwa ia adalah seseorang yang hangat, dan tidak punya niatan buruk. Artinya persepsi terhadap seseorang akan lebih akurat setelah mengalami sebuah interaksi interpersonal. Dan penilaian di awal pertemuan seringkali dipenuhi prasangka.

Kedua, pemahaman terhadap realitas akan semakin baik jika kita mengenal begitu banyak pengalaman baru. Pengetahuan tidak hanya didapat dari buku melainkan juga dari pengalaman. Apa yang kita peroleh dari buku adalah artikulasi atau hasil analisa seseorang terhadap pengalamannya yang terjadi di masa lalu namun apa yang kita peroleh dari peristiwa hari ini adalah sebuah pengalaman baru sekaligus dapat menjadi sumber pengetahuan baru. Seperti halnya si supir taksi melalui pengalamannya ia dapat mengetahui kecenderungan orang-orang asing di Indonesia yang suka cari simpanan dan preferensinya serta persepsinya terhadap wanita Indonesia, tidak dengan membaca buku kajian sosiologis melainkan dari pengalaman langsung.

Ketiga, pengalaman baru akan bisa diperoleh jika kita meluaskan cakrawala kehidupan kita. Bahwa setiap hari kita memperoleh pengalaman hidup namun karena kita menjalani kehidupan yang bersifat rutinitas maka agak sulit bagi kita memperoleh pengalaman yang unik. Si supir taksi oleh karena pekerjaan harus bertemu banyak orang berbeda setiap hari di berbagai tempat membuat dia memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pengalaman baru yang menarik atau pengalaman ekstrim, yang ketika dijalani membuat jantung bedegub, atau kebingungan atau ketakutan namun setelah berlalu menjadi sebuah pengalaman menarik untuk dikenang dan diceritakan. Seperti halnya aku yang antusias mendengarkan ceritanya yang tidak pernah terekam dalam memoriku.

Keempat, meskipun tidak pernah memperoleh kesempatan mengalami langsung pengalaman ekstrim namun kita dapat mendengarkannya dari cerita orang lain. Syaratnya adalah mau berbincang-bincang dengan siapa saja, menghargai setiap kisah yang diceritakan orang lain tanpa justifikasi, atau pikiran kritis. Orang yang kurang berpendidikan kadang cukup beruntung bisa menyaksikan pengalaman ekstrim yang dapat memacu hormon adrenalinnya dan mendapatkan kesenangan luar biasa. Dan kita bisa dapat memperoleh banyak hal dari padanya. Oleh sebab itu tidak ada salahnya untuk berbincang-bincang dengan siapa saja dan temukan pengalaman menarik yang memperluas wawasan dan pemahaman kita terhadap realitas kehidupan.