Tuesday, 12 May 2009

APAKAH YANG DIAJARKAN SEORANG ANAK KECIL KEPADA ANDA?


Apakah anda pernah memperhatikan aktivitas seorang anak kecil? Dan hal apa yang bisa Anda peroleh dari padanya?

Barangkali kebanyakan dari kita menganggap bahwa pekerjaan seorang anak kecil tidak bermakna. Paling kita hanya bisa dibuat tertawa karena tindakan konyol. Maklumlah anak kecil.

Bobi kecil suka sekali bermain puzzle. Ia merangkainya dengan tekun satu persatu. Namun ia sangat kesulitan memasukkan kepingan di kolom yang tepat. Meskipun sudah hampir memasukkan seluruh kepingan, eh, tiba-tiba ia membelikan kertas puzzle dan semuanya berantakan. Apakah ia sedang kesal atau marah karena sulit menyelesaikan puzzle. Ternyata tidak, pada saat berantakan ia malah tekekeh-kekeh geli.

Namun menurut pandangan seorang psikologi, Shoshanna Is, yang juga menaruh perhatian pada aplikasi zen dalam psikolog, anak-anak bisa menjadi guru kita untuk memiliki karakter positif. Anak-anak dapat mengajarkan orang dewasa bagaimana menghadirkan kembali inner child dalam diri kita.

Bahkan seluruh praktek zen secara sederhana mengajarkan kita untuk kembali menjadi kanak-kanak. Namun bukan menjadi kenakan-kanakan melainkan menyerupai anak-anak. Karena dalam diri anak-anak terdapat sejumlah karakter yang bermanfaat buat pribadi dewasa kita.

Namun sesungguhnya apakah yang sebenarnya diajarkan master zen cilik kepada kita?

Percaya, Anak-anak tidak suka sinis dan jarang merasa kecewa. Mereka memiliki kepercayaan terhadap dunia maupun orang lain. Bahkan menurut Shoshanna Is, sisi kekanakan-kanakan ini perlu dipelihara agar orang dewasa mampu melihat segala sesuatu disekelilingnya dengan sudut pandang lebih baik. “ Lihatlah dunia sebagaimana anak-anak memandangnya”.

Kagum, Anak-anak diperuhi rasa kagum dan senang. Mereka senantiasa kagum dan menikmati hal-hal yang kecil. Misalnya saja melihat badut yang menari-menari menjadi sesuatu yang luas biasa di mata seorang anak kecil. Berbeda dengan orang dewasa yang hanya kagum kepada hal-hal yang fantastik, tidak biasa. Sehingga harus membayar mahal untuk melihat sesuatu yang spektakuler.

Berorentasi pada masa kini, Tidak ada masa lalu dan masa depan bagi anak-anak. Perhatian mereka terfokus pada apa yang terjadi saat ini . Berbeda dengan orang dewasa yang lebih terfokus pada masa depan. “ Aku harus mengejar target ini !”. Atau yang terus-terusan merasa kecewa atau marah karena apa yang terjadi di masa lalu.

Memaafkan, Bisa saja seorang anak-anak sakit hatinya, namun kondisi tersebut tidak bertahan lama. Nyatanya mereka bisa cepat melupakan masa lalu. Sedangkan orang dewasa cenderung sulit melupakan kesalahan orang lain, sehingga dalam hukumnya berlaku istilah dendam atau balas dendam.

Bebas, Anak-anak belum sepenuhnya belajar untuk penduli dengan apa yang orang lain pikirkan kepadanya sehingga mereka bebas melakukan dan mengatakan segala sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan orang dewasa tindakan dan tingkah lakuknya sangat ditentukan penerimaan dan penilaian orang. “ Apa kata orang, ya, jika aku berbuat seperti ini?”.

Emosional, Hal yang luar biasa dari seorang anak kecil adalah ia bisa merasakan dan mengekspresikan emosinya, apakah itu marah, gembira, takut dan segalanya kemudian berlalu begitu saja. Mereka merasakan dan mengekspresikan perasaanya secara penuh dan total namun mereka cepat kembali kondisi normal dengan segera. Sedangkan orang dewasa adakalanya memendam atau menutup-nutupi perasaannya , khawatir jika berakibat penolakan dan respon yang negatif dari orang lain.

Hanya saja setelah kita dewasa banyak hal yang berubah. Kita mulai perduli apa yang orang lain pikirkan. Kita tidak lagi berorientasi masa kini, dan memusingkan apa yang bakal terjadi di masa depan dan apa yang terjadi di masa lalu. Kita kerap kali merasa stress oleh berbagai problem dan tidak lagi mampu merasa kagum terhadap hal-hal yang kecil.

Namun sisi kanak-kanak tersebut masih tertinggal dalam diri kita, sisi diri kita yang berorientasi masa kini, gembira, positif, suka bermain dan tulus. Di bawah ini ada langkah untuk sisi kekanak-kanakan tersebut:

1. Arahkan perhatian pada masa kini.
Biasakan untuk mengarahkan perhatian pada hal-hal yang terjadi saat ini dengan memberikan perhatian pada setiap pekerjaan yang sedang kita lakukan. Tidak penting hal apa yang sedang kita lakukan selama hal tersebut kita lakukan saat ini. Nikmati apa sedang kamu lakukan, lakukan dengan sungguh-sungguh. Berikan perhatian kepada hal-hal kecil, lakukan dengan relax.

2. Bereksplorasi.
Latihlah diri anda untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Bayangkan anda sedang melihat atau melakukan segala sesuat pada saat pertama kali.

3. Tertawa dan tersenyum.
Tidak ada yang bisa menghadirkan sisi kekanak-kanakan anda lebih cepat dari pada membiasakan tertawa terbahak-bahak. Dengarkan hal-hal yang lucu, ceritakan lelucon dengan teman-teman, lakukan hal-hal yang konyol dengan teman-teman anda, carilah sesuatu yang membuatmu tertawa.

4. Bermain.
Lakukanlah permainan-permainan yang menyenangkan ketika anda kecil. Apakah anda bermain mobil-mobilan atau boneka-bonekaan. Jika anda tidak nyaman melakukan permainan yang terlalu kekanak-kanakan Anda bisa memilih permainan anak-anak yang bisa dimainkan orang dewasa seperti bermain layangan, yoyo atau apapun selama itu menyenangkan.

5. Berlari.
Sesuatu hal yang sering dilakukan anak-anak dan cukup bermanfaat adalah berlari-berlari atau melompat-lompat. Mereka tidak pernah habis energi untuk kegiatan seperti itu. Temukan taman dan cobalah lakukan. Coba kombinasikan berlari dengan tertawa dan penuh kegembiraan.

6. Penerimaan dan memaafkan.
Anak-anak memiliki ide yang baik tentang hal ini . Memaafkan tidak saja bermanfaat bagi orang-orang disekeliling anda namun juga akan meningkatkan kedamaian dalam diri Anda. Rasakan perasaan anda tapi biarkan mereka berlalu Biarkan diria anda bisa memaafkan orang lain.

No comments: