Sunday, 17 May 2009
APA KATA KAUM SPIRITUALISM TERHADAP KESEHATAN JIWA
Menurut kaum spiritualisme, kebahagiaan dan kedamaian bisa dirasakan oleh setiap orang, asal mereka memadang kehidupan dengan cara yang benar. Pada dasarnya sumber dari segala penderitaan dan tekanan yang dihadapai adalah bersumber dari keinginan atau angan-angan.
Nah, kira-kira apa maksudnya dengan angan-angan?
Angan-angan, dalam pemahaman saya adalah mengharapkan sesuatu yang bakal terjadi di masa depan dalam kehidupan kita. Dan saya yakin kebanyakan dari kita memiliki angan-angan.
Kebanyakan dari kita hidup dengan berbagai macam ambisi dan harapan. “ Saya ingin kaya, saya ingin punya mobil, saya ingin mempunyai usaha”. Dan orang yang memiliki angan-angan tersebut adakalanya akan mengorbankan apa yang terjadi saat ini. Yang ingin mendapatkan karir yang bagus akan menghabiskan waktu dan kesengannya untuk bekerja dengan keras. Atau seorang anak muda yang ingin mendapatkan kesempatan untuk memasuk UPTN bakal belajar keras dan meninggakan kesangannnya bergaul dengan teman-temannya.
Namun menurut pandangan kaum spiritulisme, semakin tinggi angan-angan maka seseorang semakin tidak merasakan tentram dan kedamaian hati. Ia kemudian dikuasai oleh angan-angannya itu sendiri. Seolah hidupnya bakal hancur dan tidak bahagia kalau apa yang menjadi angan-angannya tidak terpacai. Sehingga semakin tinggi angan-angan seseorang maka semakin besar pula kecemasannya dan kekhawatirannya jika angan-angannya tidak tercapai.
Orang yang berambisis mengejar karir akan menjadi cemas ketika menghadapi tantangan mencapai tujuannya tersebut. Seorang muda yang ingin mengejar jabatan akan menjadi cemas ketika terjadi pergantian kepemimpinan di kantornya dimana muncul khawatir ia tidak lagi diperhitungkan.
Dan ketika gagal meraih tujuannya banyak orang yang kemudian menganggap bahwa hidup mereka telah hancur. Seperti halnya yang terpadi pasca pemilu 2009 dimana banyak calon legislatif yang tidak terpilih menjadi anggota legislatif menjadi frustrasi dan bahkan menjadi gila. Karena seolah hidupnya tidak lagi bermakna jika ia tidak mendapatkan tempat di Dewan Perwakitan Rakyat.
Menurut kaum spiritualisme, angan-angan berasal dari nafsu. Nafsu pada dasanya muncul dari dorongan intenal tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhnannya. Misalnya angan-angan untuk mendapatkan makanan yang enak berasal dari nafsu untuk makan. Namun adakalnya nafsu ini bisa menghasilkan angan-angan yang seolah sangat penting bagi kehidupan manusia pada hal tidak. Seperti nafsu akan kekuasaan sehingga menciptakan angan-angan untuk mendapatkan jabatan.
Namun sebagaimana nafsu akan makanan yang tidak pernah mati selama manusia hidup. Maka nafsu lainnyapun tidak akan pernah mati dan terus menciptakan angan-angan untuk dikejar oleh manusia. Jadi ketika seseorang sudah mendapatkan jabatan sebagai manager maka akan muncul lagi angan-angan untuk mendapatkan posisi sebagai Dirut.
Sepasang suami istri yang sudah mendapatkan angan-angannya untuk menikah kembali merasakan kekhawatiran karena setelah menikah selama 1 tahun belum juga memiliki keturunan. Seorang sarjana yang sudah mendapatkan pekerjaan mulai cemas karena selama 5 tahun bekerja ia belum memiliki rumah.
Angan-angan tidak pernah mati dan bakal mendatangkan kecemasan dan kekhawatiran bagi kita. Oleh sebab menurut kaum spiritualisme, untuk mematikan angan-angan harus diawali dengan pengendalian hawa nafsu, ambisi dan keinginan yang berlebihan terhadap masa depan. Serta menikmati apa yang terjadi pada hari. Membuka diri terhadap keunikan yang bisa diraih pada saat ini dan bukan besok. Dan sesunggunya sumber kebahagian tidak berasal dari sesuatu di luar kita melainkan dari dalam diri kita. Jika kita menikmati makanan, sebenarnya kesenangan yang kita peroleh bukan berasal dari makanan yang kita peroleh, karena orang yang sedang sakit gigi atau terkena sakit pencernaan sulit merasakan kenikmatannya walaupun makanan yang dimakan sama.
Bagi kaum spiritualisme kehidupan mereka tidak dituntun oleh angan-angan melainkan hati nurani yang akan memberikan pengajaran tentang apa yang harus mereka lakukan untuk hari ini. Dan langkah yang mereka pilih untuk mengendalikan hawa nafsu dan bersentuhan langsung dengan hati nurani adalah melalu meditasi. Dia manusia mengosongkan pikiran, merasakan kedamaian lepas dari angan-angan dan belajar untuk mendengar hati nurani.
Dan apa yang bisa kita pelajari dari pandangan kaum spiritulisme? Tentu pertama kita diingatkan untuk jangan terlalu larut dengan berbagai target-target atau ambisi untuk meraih sesuatu di masa depan dengan mengorbankan masa sekaran. Ingat bahwa semakin tinggi ambisis kita mengejar sesuatu maka akan semakin sering kita merasa cemas dan tidak tidak damai.
Kemudia berhat-hati dengan kemungkinan tujuan kita tersebut menyederhanakan kehidupan kita. Seolah-olah ketika apa yang menjadi harapan kita tidak tercapai maka kehidupan kita menjadi gagal atau kita tidak mungkin merasa bahagia.
Kendalikan nafsu anda, biarkan diri Anda menikmati hari dengan rasa damai. Jika dimungkinkan siapkan waktu dalam kehidupan Anda untuk sejenak hening atau bermeditasi. Dimana Anda melepaskan diri Anda dari berbagai macam tujuan atau target-target yang membebani Anda.
Dan penting diingat bahwa kebahagiaan yang bisa kita alami bukan berasal dari apa yang kita raih, tapi sesungguhnya berasal dari diri kita. Akan sangat mudah seseorang untuk merasa jenuh dengan keberhasilan yang ia peroleh dan tadinya begitu ia idamkan.
Kedamaian adalah persoalan hati, demikian menurut seorang spiritualisme. Hal ini diraih tidak dengan sekedar mengejar tujuan atau angan-angan. Namun dengan membiasakan diri untuk mendengarkan hati nurani, yang biasanya mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar, melimpah dengan empati dan keinginginan untuk berbuat kebaikan. Dan jika itu dilakukan, kebahgiaan juga bisa dirasakan. Hebatnya hal ini bisa dilakukan hari ini tanpa menunggu besok.
Itulah sebabnya maka seorang spiritulis bisa merasakan ketentraman meskipun berada di tengah kondisi kehidupan kota yang bising. Dan semua itu tergantung bagaimana cara kita memandang kehidupan kita. Jadi tidak ada salahnya belajar dari kaum spiritualisme untuk membuat jiwa Anda sehat dan tentram.
Thursday, 14 May 2009
PKS FOBIA
Banyak dari teman-teman saya yang muslim maupun non-muslim (termasuk saya) yang tengah mengalami fobia terhadap salah satu partai politik yang tengah naik daun. Ketika Partai demokrat menjalin koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), seketika itu juga beberapa dari teman-teman saya tersebut mulai berpikir dua kali untuk memilih SBY dalam pemilihan presiden nanti. Padahal sebelumnya sebelumnya mereka sangat mendukung SBY untuk kembali men jadi presiden.
Mengapa mereka tiba-tiba berbalik arah? Karena mereka khawatir bagaimana jika PKS menang dan kemudian kader-kadernya kemudian duduk di pemerintahan. Apakah mereka kemudian menegakkan ideologi yang mereka pegang teguh selama ini. Atau juga mencoba mengintervernsi kebijakan SBY menjadi terdistorsi dengan pandangan mereka tentang bagaimana masyarakat harus dijalankan.
Pertanyaan kemudian mengapa PKS begitu menakutkan bagi teman-teman saya dan sebagian orang? Hal ini karena ada pandangan bahwa PKS membawa pemikiran radikal. Bahkan teman saya, seorang muslim mengatakan bahwa PKS berisikan ekstrimis yang mendapatkan pengaruh radikalisme dari Timur Tengah. Dan ada tendensi PKS ingin menjadikan Indonesia menjadi negara Islam.
Dan dalam sebuah artikel tentang radikalisme Islam di Indonesia yang pernah saya baca, bahwa para tokoh di PKS diduga memiliki hubungan dengan organisasi Ikhwanatul Muslimin. Organisasi Islam yang didirikan di Mesir oleh Hasan al Banna, pada pertengahan abad ke-20. Dimana organisasi ini pada awalnya berorientasi pada dakwah dan kegiatan sosial namun ketika memiliki massa pendukung yang kuat mereka berubah menjadi radikal. Dimana perjuangan mereka adalah untuk menegakkan kembali tidak hanya negara Islam namun kekhalifahan Islam.
Namun saya secara pribadi tentu tidak bisa mengatakan bahwa pandangan tersebut benar atau tidak. Karena saya tidak pernah meneliti tentang sepak terjang PKS secara langsung. Hanya saja sebagaimana teman-teman saya dan saya sendiri yang mengalami fobia PKS membangun streotype tentang PKS berdasarkan pengalaman pribadi.
Konon sepengetahuan saya Institut Pertanian Bogor adalah basis PKS. Sehingga tidak heran banyak kader PKS yang sekarang menduduki jabatan di pemerintah adalah pengajar di IPB. Dan saya adalah alumni dari kampus tersebut. Berdasarkan pengalaman saya tumbuh subur organisasi-organisasi kerohanian Islam yang mengusung ide-ide radikal.
Saya tidak tahu pasti organisasi mana yang menjadi akar dari PKS di IPB. Namun sepertinya teman-teman di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang sangat moderat sepengetahuan saya, tidak terlalu berorientasi ke PKS. Dan beberapa kali ada kegiatan atau aksi yang dilakukan PKS saya mengenali beberapa mahasiswa Rohis (rohanian Islam) yang berasal dari organisasi Kerohanian yang agak ekstrim ikut serta. Sehingga saya menduga beberapa organisasi yang agak ekstrim di IPB memiliki keterkaitan dengan PKS.
Dan seberapa ekstrimkah organisasi tersebut? Hal ini mungkin bisa dilihat dari aktivitas mereka.
Mahasiswa yang bergabung dalam organisasi tersebut mempertahankan penampilan yang berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Mereka menggunakan baju lengan panjang, celana mengantung sehingga terlihat mata kaki dan memelihara jengot. Tentu ada alasan mengapa mereka memiliki penampilan demikian, namun saya tidak terlalu tahu pasti. Namun mereka tidak merasa asing dengan perbedaan yang mereka pertahankan, karena itu tadi, mereka memegang kebenaran yang sangat absolut dalam pikiran mereka.
Namun keekstriman dari organisasi ini akan sangat terlihat dari aktivitas mereka. Saya pernah punya pengalaman yang tidak mengenakkan dengan para rohis dari organisasi radikal tersebut. Kejadian ini terjadi kalau tidak salah 6 tahun yang lalu ketika saya masih kuliah pada semester akhir.
Suatu ketika saya dan kawan-kawan mengadakan kegiatan pengumpulan dana amal untuk membantu korban bencara alam di Indonesia Timur (saya tidak ingat Provinsinya). Maka kami mengadakan konser musik akustik di salah kantin di kampus Darmaga IPB. Izin dari dekan sudah kami peroleh, karena kegiatan ini bersifat sosial maka kampus cukup mendukung. Jadi kami optimis acara ini akan berjalan dengan lancar.
Semua peralatan sudah disiapkan sejak pagi hari mulai peralatan musik hingga sound sistem. Dan mahasiswa pengunjung kantin tampak antusias dengan acara ini. Dan beberapa mahasiswi yang sudah cukup di kenal di kampus sebagai penyayi kampus sudah bersiap-siap membawa beberapa lagu manis.
Namun tanpa kami sangka-sangka muncul masalah yang tidak kami perhitungkan sebelumnya. Ketika saya sedang menyiapkan peralatan, memasang alat musik dan sound sistem, tanpa saya saya sadari 5 orang rohis yang sudah berdiri mengelilingi saya. Dan salah seorangnya kemudian mendekati saya dan bertanya.
” Mas, ini acara apa?
” Ini acara musik untuk amal, mas”. Jawab saya
“ Apakah kami bisa meminta judul lagu-lagu yang akan dinyanyikan dan syairnya?”, tanyanya sedikit mengintimidasi.
“ Wah, mengenai lagu, kami tidak ada listnya, biasanya akan mengalir begitu saja, memangnya ada keperluan apa?,”. Saya merasa agak tidak nyaman dengan keberadaan dan pertanyaan rohis tersebut.
“ Maaf ,mas, kami tidak bisa mentolerir jika lagu-lagu cinta di bahwa di tempat ini. Itu tidak sesuai dengan kaidah Islam. Apalagi jika ada duet penyanyi pria dan wanita yang dan saling bersentuhan itu haram”, ungkapnya dengan nada meninggi.
“ Jadi menurut, mas, musik bagaimana yang benar?”, tanya saya dengan nada agak kesal.
“ Islam memiliki musik yang benar. Jadi kalau boleh acara ini dibatalkan untuk menghormati umat Islam”, ungkapnya dengan nada menekan.
”Oke, mas, saya cuma mau bilang ini acara ini acara amal, membantu orang yang sedang terkena musibah, apakah membantu orang yang sedang kesusahan adalah haram hukumnya, mas?, saya mencoba mengintimidasi balik.
” Tentu tidak”.
” Jadi, tentu mas harusnya setuju dengan acara ini. Masalah lagu, kami juga orang rohani sama seperti mas, ada dari HMI, GMKI maupun PMKRI, jadi pandangan kita tentang musik agak tidak jauh berbeda. Kami tidak berharap lagu -lagu yang akan dinyanyikan pas acara ini mengumbar percintaan tapi lagu-lagu yang universal. Apakah Islam tidak setuju dengan lagu-lagu tentang Tuna, alam atau cinta sesama?
” Tidak ada masalah dengan lagu-lagu seperti itu”, jawabnya.
” Jadi tolonglah toleransinya, apalagi acara ini sudah kami persiapkan jauh-jauh hari”, saya coba menekan.
Ia kemudian tertegun sejak. Dan kemudian meninggalkan saya untuk berdiskusi dengan teman-temannya. Tak lama ia kembali kepada saya.
” Oke, kami setuju dengan acara ini tapi, mohon acara ini harus diberhentikan sejenak ketika azan, dan kalau ada pria dan wanita saling bersentuhan ketika menyanyi kami tidak segan-segan menghentikan acara ini secara paksa”, demikian opsi yang ia sampaikan.
Sayapun dengan berat hati menerima opsi yang ia tawarkan. Dan ketika saya memperhatikan sekeliling saya ternyata beberapa teman panitia yang terlihat tegang bahkan ada yang sampai menangis. Ternyata sebelumnya mereka juga mendapat intimidasi dan syok. Hanya saja mereka keburu khawatir bahwa acara ini akan gagal.
Ini adalah salah satu contoh. Namun beberapa acara musik kampus secara naas mengalami pemberedelan oleh para rohis, bahkan ada yang sampai harus dibubarkan dengan massa yang tidak tahu datang dari mana. Seolah-olah mereka adalah polisi moral yang memantau setiap aktivitas di kampus.
Tidak hanya itu, seringkali saya harus miris melihat bagaimana poster-poster yang bersifat provokasi di pampang di mading-mading kampus. Secara terang-terangan mereka menyebut agama tertentu sebagai kafir. Bahkan yang paling menakutkan saya adalah ketika terjadi kerusuhan di Ambon, gambar korban-korban di pihak muslim di tampilkan di papan mading. Tentu saya selaku mahasiswa kristen, merasa khawatir jika gambar-gambar ini sampai memprovokasi untuk timbulnya konflik yang sama seperti di Ambon.
Pada poster-posternya mereka juga menyatakan anti terhadap demokrasi, Amerika. Dan merindukan kembali masa-masa kekhalifahan. Serta mengajak mahasiswa ikut seminar untuk bisa menangkal Kristenisasi. Bahkan ada juga poster yang secara terang-terangan mengundang mahasiswa berjihad.
Tentu jika akar dari PKS adalah organisasi radikal tersebut. Atau PKS memiliki keterkaitan dengan organisasi demikian, khususnya dalam hal ideologi, tentu hal ini menjadi sangat mengkhawatirkan. Bagaimana jika intimidasi yang saya dan teman-teman yang pernah alami pada tataran mikro di lingkungan kampus menjadi eksis juga pada tatanan negara. Wajar jika kemudian saya dan teman-teman yang pernah mengalami pengalaman buruk dengan organisasi yang memiliki keterkaitan dengan PKS kemudian mengembangkan fobia terhadap PKS.
Disamping itu konon Menteri Pertanian adalah kader PKS. Dan kebetulan saya juga adalah karyawan di Departemen tersebut. Tentu saya tidak ingin menduga-duga, namun menurut kawan-kawan, terdapat kebijakan diskriminasi di tubuh Departemen tersebut. Bahwa pejabat-pejabat non-muslim yang dicopot dengan berbagai alasan yang tidak jelas. Dan ini mau tidak mau saya amini, karena di tempat saya bekerja banyak pejabat non-muslim yang sebenarnya potensial tiba-tiba dicopot.
Saya kemudian menduga-duga apakah kader PKS memiliki fobia yakni non-muslim fobia. Saya membayangkan jika saya kemudian kader PKS mendapatkan jabatan yang lebih tinggi misalkan saja presiden, bagaimanakah nasib warga bangsa ini yang terlahir sebagai non-muslim?
Tentu saya berharap bahwa fobia PKS yang saya dan teman-teman saya milik hanyalah streotype yang tidak memiliki dasar. Karena sesungguhnya PKS sebagai partai politik tidak memiliki agenda untuk menegakkan Indonesia sebagai negara agama, dan menerapkan aturan sosial sebagai menurut kebenaran mereka. Dan, hal yang paling mengkhawatirkan dan mudah-mudahan PKS tidak memiliki keterkaitan dengan organisasi Ikhwanatul Muslimin, sehingga ia tidak memindahkah konflik yang sebenarnya berakar dari persoalan di Timur Tengah ke Indonesia yang memiliki sejarah kehidupannya sendiri. Dan tidak memiliki keterkaitan geneologi ras dan budaya dengan orang-orang di Timur Tengah. Atau mengembangkan cara-cara seperti organisasi radikal tersebut yang awalnya mengembangkan aktivitas sosial dan dakwah yang mengundang simpatik namun ketika mendapatkan dukungan massa yang luas berubah menjadi radikal.
Dan yang terpenting PKS pada dasarnya memiliki tekad meneruskan perjuangan para pendiri bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk mendirikan negara kesatuan Indonesia. Bukannya merusak tatanan yang sudah dibangun demi sebuah ideologi dan fanatisme yang tidak relevan dengan Indonesia. Semoga fobia PKS, seperti yang kami alamai, bisa sirna dengan bukti-bukti nyata yang ditunjukkan kader-kadernya aktivitas politik PKS yang menghargai keberagaman, menjaga kesatuan dan bahu-membahu dengna berbagai komponen bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara bermartabat.
Tuesday, 12 May 2009
APAKAH YANG DIAJARKAN SEORANG ANAK KECIL KEPADA ANDA?
Apakah anda pernah memperhatikan aktivitas seorang anak kecil? Dan hal apa yang bisa Anda peroleh dari padanya?
Barangkali kebanyakan dari kita menganggap bahwa pekerjaan seorang anak kecil tidak bermakna. Paling kita hanya bisa dibuat tertawa karena tindakan konyol. Maklumlah anak kecil.
Bobi kecil suka sekali bermain puzzle. Ia merangkainya dengan tekun satu persatu. Namun ia sangat kesulitan memasukkan kepingan di kolom yang tepat. Meskipun sudah hampir memasukkan seluruh kepingan, eh, tiba-tiba ia membelikan kertas puzzle dan semuanya berantakan. Apakah ia sedang kesal atau marah karena sulit menyelesaikan puzzle. Ternyata tidak, pada saat berantakan ia malah tekekeh-kekeh geli.
Namun menurut pandangan seorang psikologi, Shoshanna Is, yang juga menaruh perhatian pada aplikasi zen dalam psikolog, anak-anak bisa menjadi guru kita untuk memiliki karakter positif. Anak-anak dapat mengajarkan orang dewasa bagaimana menghadirkan kembali inner child dalam diri kita.
Bahkan seluruh praktek zen secara sederhana mengajarkan kita untuk kembali menjadi kanak-kanak. Namun bukan menjadi kenakan-kanakan melainkan menyerupai anak-anak. Karena dalam diri anak-anak terdapat sejumlah karakter yang bermanfaat buat pribadi dewasa kita.
Namun sesungguhnya apakah yang sebenarnya diajarkan master zen cilik kepada kita?
Percaya, Anak-anak tidak suka sinis dan jarang merasa kecewa. Mereka memiliki kepercayaan terhadap dunia maupun orang lain. Bahkan menurut Shoshanna Is, sisi kekanakan-kanakan ini perlu dipelihara agar orang dewasa mampu melihat segala sesuatu disekelilingnya dengan sudut pandang lebih baik. “ Lihatlah dunia sebagaimana anak-anak memandangnya”.
Kagum, Anak-anak diperuhi rasa kagum dan senang. Mereka senantiasa kagum dan menikmati hal-hal yang kecil. Misalnya saja melihat badut yang menari-menari menjadi sesuatu yang luas biasa di mata seorang anak kecil. Berbeda dengan orang dewasa yang hanya kagum kepada hal-hal yang fantastik, tidak biasa. Sehingga harus membayar mahal untuk melihat sesuatu yang spektakuler.
Berorentasi pada masa kini, Tidak ada masa lalu dan masa depan bagi anak-anak. Perhatian mereka terfokus pada apa yang terjadi saat ini . Berbeda dengan orang dewasa yang lebih terfokus pada masa depan. “ Aku harus mengejar target ini !”. Atau yang terus-terusan merasa kecewa atau marah karena apa yang terjadi di masa lalu.
Memaafkan, Bisa saja seorang anak-anak sakit hatinya, namun kondisi tersebut tidak bertahan lama. Nyatanya mereka bisa cepat melupakan masa lalu. Sedangkan orang dewasa cenderung sulit melupakan kesalahan orang lain, sehingga dalam hukumnya berlaku istilah dendam atau balas dendam.
Bebas, Anak-anak belum sepenuhnya belajar untuk penduli dengan apa yang orang lain pikirkan kepadanya sehingga mereka bebas melakukan dan mengatakan segala sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan orang dewasa tindakan dan tingkah lakuknya sangat ditentukan penerimaan dan penilaian orang. “ Apa kata orang, ya, jika aku berbuat seperti ini?”.
Emosional, Hal yang luar biasa dari seorang anak kecil adalah ia bisa merasakan dan mengekspresikan emosinya, apakah itu marah, gembira, takut dan segalanya kemudian berlalu begitu saja. Mereka merasakan dan mengekspresikan perasaanya secara penuh dan total namun mereka cepat kembali kondisi normal dengan segera. Sedangkan orang dewasa adakalanya memendam atau menutup-nutupi perasaannya , khawatir jika berakibat penolakan dan respon yang negatif dari orang lain.
Hanya saja setelah kita dewasa banyak hal yang berubah. Kita mulai perduli apa yang orang lain pikirkan. Kita tidak lagi berorientasi masa kini, dan memusingkan apa yang bakal terjadi di masa depan dan apa yang terjadi di masa lalu. Kita kerap kali merasa stress oleh berbagai problem dan tidak lagi mampu merasa kagum terhadap hal-hal yang kecil.
Namun sisi kanak-kanak tersebut masih tertinggal dalam diri kita, sisi diri kita yang berorientasi masa kini, gembira, positif, suka bermain dan tulus. Di bawah ini ada langkah untuk sisi kekanak-kanakan tersebut:
1. Arahkan perhatian pada masa kini.
Biasakan untuk mengarahkan perhatian pada hal-hal yang terjadi saat ini dengan memberikan perhatian pada setiap pekerjaan yang sedang kita lakukan. Tidak penting hal apa yang sedang kita lakukan selama hal tersebut kita lakukan saat ini. Nikmati apa sedang kamu lakukan, lakukan dengan sungguh-sungguh. Berikan perhatian kepada hal-hal kecil, lakukan dengan relax.
2. Bereksplorasi.
Latihlah diri anda untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Bayangkan anda sedang melihat atau melakukan segala sesuat pada saat pertama kali.
3. Tertawa dan tersenyum.
Tidak ada yang bisa menghadirkan sisi kekanak-kanakan anda lebih cepat dari pada membiasakan tertawa terbahak-bahak. Dengarkan hal-hal yang lucu, ceritakan lelucon dengan teman-teman, lakukan hal-hal yang konyol dengan teman-teman anda, carilah sesuatu yang membuatmu tertawa.
4. Bermain.
Lakukanlah permainan-permainan yang menyenangkan ketika anda kecil. Apakah anda bermain mobil-mobilan atau boneka-bonekaan. Jika anda tidak nyaman melakukan permainan yang terlalu kekanak-kanakan Anda bisa memilih permainan anak-anak yang bisa dimainkan orang dewasa seperti bermain layangan, yoyo atau apapun selama itu menyenangkan.
5. Berlari.
Sesuatu hal yang sering dilakukan anak-anak dan cukup bermanfaat adalah berlari-berlari atau melompat-lompat. Mereka tidak pernah habis energi untuk kegiatan seperti itu. Temukan taman dan cobalah lakukan. Coba kombinasikan berlari dengan tertawa dan penuh kegembiraan.
6. Penerimaan dan memaafkan.
Anak-anak memiliki ide yang baik tentang hal ini . Memaafkan tidak saja bermanfaat bagi orang-orang disekeliling anda namun juga akan meningkatkan kedamaian dalam diri Anda. Rasakan perasaan anda tapi biarkan mereka berlalu Biarkan diria anda bisa memaafkan orang lain.
Monday, 4 May 2009
ANDA INGIN MEMILIKI BUKU KARYA SENDIRI?
Apakah Anda ingin membagikan pengetahuan dan pengalaman yang anda miliki, melalui sebuah buku?
Atau Anda ingin menuliskan kisah dan pelajaran hidup yang Anda alami ke dalam sebuah buku?
Apakah Anda ingin memiliki pekerjaan sampingan dengan menulis buku?
Apakah Anda ingin memiliki penghasilan mengiurkan dari menulis buku?
Andapun bisa memiliki dan menuliskan buku karya sendiri. Dan membuat buku memang tidak bisa di bilang mudah namun juga tidak sulit. Namun dengan mengetahui trik-trik dasar penulisan buku maka Anda bisa memiliki karya sendiri dengan cara mudah.
Oleh sebab itu saya menawarkan jasa, untuk membantu Anda bisa memiliki buku. Jika Anda tidak memiliki bayangan buku apa yang bisa Anda tulis, maka saya akan tunjukkan judul-judul yang bisa Anda ciptakan berdasarkan data pribadi Anda.
Saya juga akan membantu Anda menyusun judul, sub judul dan cara penyusunan serta penyajiaannya yang sesuai dengan kebutuhan percetakan. Sehingga karya tulis atau buku Anda tidak hanya bisa Anda ciptakan, namun juga bisa diterima oleh percetakan.
Jadi jika Anda ingin memiliki karya, mendapat kesempatan untuk dicetak oleh penerbit ternama dan kemudian menjadi best seller, maka saya siap membantu Anda.
Untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan selama proses penulisan, penyusunan draft, editing hingga pengiriman ke penerbit biaya yang dikenakan hanya Rp. 500.000,- (di bayar di depan atau di pertengahan). Jika berhasil terbit maka Anda akan dikenai insentif sebesar Rp. 1.000.000,-.
Subscribe to:
Posts (Atom)